Annyeong haseyo readers ChoLeeChoi yang setia! <3 ^^ *PD amat* Ngomong-ngomong, happy new year, everyone! Semoga di tahun ini segalanya berjalan dengan baik O:) Amin... Oke. Untuk mengawali tahun 2015, Admin Minne mau share FF~ Ini bukan FF yang coming soon kemarin, FF yang coming soon masih dalam tahap pembuatan. Sabar ya readers... ^^
Check it out!
(posternya masih ababil banget -,-)
FanFiction: My Naughty Fish!
Author: Nandakyu a.k.a Admin Minne (@princebluelf)
Rated: Teenager
Length: One Shot
Length: One Shot
Genre: Romance, Fluff
Cast: Lee Donghae, Kim Nami (imagine, it’s you :D), and
other cast...
NB: Sebelumnya aku minta ma’af yaw, kalau feel-nya
enggak dapet ._.V Hehehe... *nyengir evil* Oh iya, ni FF terinspirasi dari komik XD Pokoknya enjoy reading, guys! ^^
Summary:
“Nami, aku
menyukaimu,” katanya tiba-tiba sambil perlahan mendekatkan wajahnya di samping
telingaku.
Kata-katanya
barusan, spontan membuat seluruh teman sekelasku kaget, karena ia mengucapkannya dengan
sedikit keras. Donghae... Kau membuatku malu. (////)
❀
Nama itu begitu populer di kalangan yeoja-yeoja di sekolahku. Siapa yang tak
kenal dengan sosok namja yang satu
ini? Hampir setiap yeoja di sekolahku selalu melting begitu melihat senyumannya yang sangat manis. Belum lagi
dengan tatapan mempesonanya itu, membuat para yeoja yang ditatapnya langsung
tersenyum-senyum sendiri atau mungkin langsung deg-degan tak karuan.
Selain itu, ia juga anggota tim basket
di sekolahku. Ia merupakan anggota andalan di tim basket sekolahku. Berkatnya,
tim basket sekolahku menjadi terkenal di sekolah dan di luar sekolahku! Dan
juga, ia mengikuti ekstra kurikuler band di sekolahku. Posisinya menjadi
gitarist. Ah, lagi-lagi ia membuat para yeoja sesak napas.
Tapi, di balik semua itu, ia mempunyai sisi yang berbeda dengan itu semua.
Yaitu... manja.
Saat ini, aku sedang mengerjakan tugas
piketku, yaitu menghapus papan tulis. Sambil menyenandungkan lagu slow favoritku dengan suara yang amat
sangat pelan. Aku tak mau seorang pun mendengar suaraku saat bernyanyi, karena
suaraku sangat fals.
“Namiii!”
Aku menoleh ke arah seseorang yang
memanggilku. Oh iya, sebelumnya, perkenalkan namaku Kim Nami. Dan Donghae
adalah sahabatku sejak aku dan dia masih berumur 9 tahun. Ia juga sekelas
denganku.
“Donghae-ya!” sapaku sambil tersenyum
hangat ke arahnya. Aku mem-pause pekerjaanku
sebentar, lalu memperhatikan Donghae sebentar. Hampir setiap pagi, ada saja
yang salah dengannya. “Aigo! Dasimu berantakan, tuh!”
Ia melihat dasinya sebentar, lantas
berkata, “Kalau begitu, tolong benerin dasiku ya.”
Aku pun menurut. “Kau ini...” gerutuku,
pura-pura kesal. Entah kenapa, aku tidak bisa benar-benar kesal dengan Donghae.
Ia mempunyai aura yang membuatku tak tega untuk memarahinya.
Bagi teman sekelasku, pemandangan
seperti ini sudah sangat biasa. Maka dari itu, yeoja-yeoja di kelasku kadang
suka menatapku dengan tatapan iri karena bisa dekat-dekat dengan Donghae setiap
hari.
“Nah, sudah selesai,” ucapku setelah
selesai membenarkan dasi Donghae.
Tiba-tiba Donghae menatapku lama,
dengan tatapan mempesonanya. Jarang-jarang ia memamerkan tatapan itu kepadaku.
Biasanya ia selalu menatapku dengan tatapan puppy
eyes-nya yang cute atau kadang tatapan
yang mengingatkanku akan anak hilang (?) Tapi tatapannya kali ini, jujur saja
membuatku merasa deg-degan.
“Nami, aku menyukaimu,” katanya
tiba-tiba sambil perlahan mendekatkan wajahnya ke samping telingaku.
Kata-katanya barusan, spontan membuat seluruh teman sekelasku kaget, karena ia mengucapkannya dengan sedikit keras. Aish... Donghae-ya...
Kau membuatku malu. (////) Wajahku saat ini pasti sudah merah padam dibuatnya.
“Donghae...!” kataku, tak sanggup
berkata yang lain.
“Kau juga suka aku, kan?” tanyanya
dengan nada suara yang membuat jantungku hampir copot. Begitu mempesona. “Mukamu yang merah, dan hal ini kuanggap
sebagai kata ‘ya’. Hehehe...” katanya sambil nyengir lebar. Dasar Donghae nakal! Aku begitu speechless. Aku juga tak bisa menyembunyikan
fakta, kalau aku juga menyukainya...
Dan mulai saat ini, aku berpacaran
dengan seorang Lee Donghae.
❀
Hari Minggu pagi yang cerah. Aku diajak
Donghae pergi berjalan-jalan di sebuah taman bunga. Ya! Ini kencan pertamaku
bersama Donghae. Aigooo... Aku
benar-benar tak sabar sekaligus deg-degan.
Karena ini kali pertama aku pergi berkencan.
Aku
memakai baju kaus berwarna pink lembut dengan bawahan celana jeans
pendek. Tak lupa, aku mengikat rambut panjang kecoklatanku ke samping. Dan yang
terakhir, aku mengambil tas pergi-pergiku yang berwarna putih dengan gambar Mickey Mouse lucu.
“Eomma! Aku pergi dulu ya,” sebelum aku
pergi, aku pamit dulu ke eomma-ku. Aku
kan, anak yang baik. ^^v
“Oke.
Hati-hati ya, Nami!” kata eomma-ku.
Eomma-ku memang eomma paling baik sedunia. Ia mengizinkan aku pergi jalan-jalan
bersama Donghae. Kkkk~ Makasih, eomma.
Aku
pun berjalan ke taman bunga itu bersama Donghae. Ia datang menjemputku. Lalu,
kami pergi dengan berjalan kaki karena taman itu cukup dekat. Selain kami
berdua, banyak juga yang pergi dengan berjalan kaki menuju taman bunga itu.
Ah...
Bahagianya aku bisa berjalan-jalan bersama Donghae.
Sesampainya
di taman bunga...
“Kita
pergi beli es, yuk!” ajak Donghae. Kali ini, ia memakai T-shirt berwarna hitam dengan bawahan celana jeans panjang. Aigooo... Dia
keren sekali. *abaikan*
“Ayo!”
Lalu,
aku dibelikan es krim olehnya. Setelah membeli es krim, kami duduk di bangku
taman sambil menikmati sinar matahari yang menyinari taman bunga tersebut
dengan sinarnya yang lembut.
“Donghae,
lain kali jangan bicara keras-keras seperti kemarin lagi ya?” kataku, dengan
mata terfokus pada es krim strawberry-ku.
“Memang
kenapa?” tanyanya dengan nada polos.
“Aku
kan malu...” Ugh... Pipiku pasti memerah lagi.
“Hahaha...”
ia tertawa kecil, “Kau ini... Tapi kau suka kan?” katanya lagi dengan nada
mempesona. Argh... Donghae stop!
Sekarang aku tahu bagaimana perasaan para yeoja
yang melting begitu mendengar suara
Donghae atau ditatap Donghae.
“Tapi
jangan lagi ya? Oke? Oke?” kataku.
“Baiklah,”
kata Donghae dengan senyum nakal.
Dasar
Donghae! Jangan-jangan... Ia merencanakan sesuatu. Tapi aku sedang malas memikirkannya.
Aku hanya ingin duduk berdua dengannya di bangku taman ini sambil menikmati
indahnya bunga-bunga yang bermekaran dan menikmati sinar matahari yang hangat.
❀
Sepulang sekolah,
kali ini aku berjalan kaki sendirian. Aku tidak bisa pulang bareng dengan
Donghae seperti biasanya, karena hari ini Donghae sedang latihan band. Tapi tak apalah. Aku masih merasa
bahagia karena mengingat-ingat kejadian kemarin, ketika aku dan dia
berjalan-jalan di taman bunga.
“Nami,”
Tiba-tiba, 2 orang yeoja menghadangku
saat aku berjalan di koridor sekolah menuju gerbang sekolah. Saat ini, koridor
sekolah sudah mulai sepi, karena tadi aku harus menyerahkan jurnal kelas ke
wali kelasku.
“Kudengar, kau
ditembak Donghae ya?” kata salah satu
yeoja di hadapanku dengan senyum misterius. Hyaaaaa! Aku jadi takut. Walau
begitu, yeoja ini sangat cantik
dengan rambut pendek pirangnya.
“I-iya,” jawabku
dengan gugup. Sepertinya, yeoja di
hadapanku ini adalah seniorku, karena tinggi yeoja di hadapanku lebih tinggi
dari pada tinggi badanku. Dan juga, aku masih kelas 11.
“Kalau begitu
selamat ya! Akhirnya hubungan kalian nyambung
juga,” kata yeoja lain yang tengah
berdiri di hadapanku. Ia tak begitu cantik, walau begitu, aku suka rambutnya
yang sangat hitam dan lurus.
Aku ‘sedikit’ melongo.
Kukira aku akan dibully. Eh ternyata...
“Terima kasih sunbae-nim,” ucapku sambil membungkukan
badan sedikit.
“Oh iya, apa kau
tidak terganggu? Donghae kan sering main dengan cewek-cewek lain. Kau tidak
cemburu?” kata yeoja yang berambut
pendek dengan raut serius.
“Emh...
Entahlah,” jawabku. Aku memang jarang memikirka hal itu. Tapi hal itu benar,
apalagi Donghae adalah salah satu murid famous
di sekolahku. Hhhh...
“Ya sudah. Bye ya!” kata kedua yeoja itu sambil berlalu. Ternyata mereka cukup ramah. Aku tersenyum kecil.
Fiuuuh... Tak
kusangka, berita aku ditembak oleh Donghae menyebar dengan sangat cepat. Aigooo... Aku tak tahu apakah ini berita
bagus atau berita buruk. Tapi aku tak
begitu mengerti dengan pertanyaan yeoja
tadi. Cemburu?
❀
Keesokan harinya
di sekolahku, adalah hari dimana festival kebudayaan akan dilaksanakan.
Festival kebudayaan ini merupakan acara rutin yang dilakukan sekolahku setiap 1
tahun sekali. Biasanya, acara ini dilakukan saat musim semi tiba. Setiap kelas
dibolehkan untuk unjuk diri. Ada yang membuat rumah hantu, pameran lukisan,
menjual aksesoris rambut, cafe, bahkan ada yang menjual bunga-bunga.. Tahun
ini, Kelasku membuat cafe, dan aku akan menjadi pelayannya! Tema cafe-ku adalah
anime, maka dari itu, aku memakai kostum tokoh anime yang sudah disiapkan oleh
panitia penyelenggara di kelasku. Aku memakai pakaian ala maid seperti di film anime Jepang.
“Aigo Nami! Kau cantik sekali dengan baju
itu!” puji salah satu teman sekelasku, Eunji.
Saat ini aku memakai kostum anime berwarna biru muda.
Rambutku yang panjang berwarna kecoklatan kugerai. Ternyata aku manis juga. Hehehehe...
“Kau pantas
sekali berjalan-jalan bersama Donghae dengan pakaian itu,” puji Yuka, teman
sekelasku juga. Dan juga, ia akan menjadi pelayan cafe bersamaku.
“Ahahaha...
Terima kasih,” kataku, tersipu.
“Nami!”
Suara khas ini,
pasti milik Donghae. Maka dari itu, aku langsung berjalan cepat ke arah Donghae
yang sedang berdiri di pintu masuk ke cafe. Eunji dan Yuka menatap ke arahku,
seolah-olah ingin mengatakan, “Tuh, pangeranmu datang!”
Lagi-lagi pipiku
dengan cepat memerah.
“Nami, kau manis
sekali dengan baju itu,” kata Donghae setelah beberapa lama memperhatikan
pakaianku.
“Terima kasih
Donghae-ya,” kataku sambil tersenyum, tersipu. Pipiku pasti memerah lagi. “Oh
iya, kau tidak latihan band?” tanyaku. Di festival kebudayaan ini, Donghae akan
tampil untuk konser bersama anggota band-nya.
“Sudah, kok,”
katanya, sambil memegang tanganku. Aigo...
(>/////<) Bisa sesak napas aku dibuatnya!
“Oh iya, nanti
tonton konser band-ku ya?” kata Donghae lagi.
“Sip. Itu sudah pasti!”
kataku bersemangat.
“Ya sudah, aku dipanggil
teman-temanku,” kata Donghae lalu berlari ke ruang latihan band. “Aku cuma diizinkan keluar sebentar. Menyebalkan! Sudah dulu ya, Nami?”
“Bye!” aku
melambaikan tanganku. Aku melihatnya pergi berlari. Sebelum benar-benar
memasuki ruang latihan, aku melihat ia mampir bermain dengan teman-teman yeoja-nya.
Anehnya, aku
merasa seperti... Ah, aku tak bisa menjelaskannya. Kulihat ia tersenyum kepada yeoja-yeoja itu. Argh... Donghae-ya... Apa
begini rasanya ‘cemburu’ itu? Rasa ini sangat tidak enak.
❀
“Nami? Kenapa
murung?” tanya Yuka, yang ternyata memperhatikan aku, sedari tadi.
“Ani,” kataku sambil tersenyum kecil
“Benar, nih?
Jangan-jangan... Ada hubungannya dengan Donghae?” tanya Yuka sambil tersenyum
usil.
“Bukan, kok...
Sueeer (?)” kataku meyakinkan sambil membuat tanda ‘V’ dengan jari telunjuk dan
jari tengah kananku. “Wah! Lihat, ada tamu! Tamu pertama kita!” kataku
mengalihkan pembicaraan.
Aku pun melayani
tamu-tamu itu. Ternyata tamu-tamu itu adalah yeoja yang kemarin menghadangku sepulang sekolah. Kali ini ia
datang bersama pacarnya, bukan dengan temannya yang berambut hitam panjang itu.
“Hai Nami! Wah,
ternyata kelasmu membuat cafe ya?” tanyanya, aku belum tahu namanya. Siapa sih,
nama yeoja ini? Sudah 2 kali bertemu dengannya, tapi aku tidak tahu namanya. Ia
sangat cantik, rambutnya pendek sebahu dan berwarna pirang alami.
Jangan-jangan, yeoja ini keturunan bule?
“Oh iya ya...
Dari kemarin aku belum memberitahu namaku. Namaku Park Nachan. Aku kelas 12.1,”
kata Nachan. Oh... Jadi namanya Nachan, nama yang unik. Dan tepat dugaanku, dia
adalah seniorku! Pantas saja lebih tinggi daripada aku.
Aku tersenyum. “Bangapta Nachan eonnie,” kataku. “Mau pesan apa, eon? Ini daftar menunya,” ujarku dengan bahasa formal sambil
memberikan 2 buku menu kepada Nachan eonnie
dan pacarnya.
“Aku pesan Ice Coffee saja,” kata namja yang duduk di depan Nachan eonnie yang kuduga adalah pacarnya.
“Kalau aku Strawberry Milk Shake,” kata Nachan eonnie. Aku buru-buru mencatat
pesanannya dengan serius, aku bertekad untuk tidak membuat 1 kesalahan apa pun di festival ini.
“Tunggu 5 menit
ya,” kataku tak lupa dengan senyuman. Lalu aku berlari kecil ke arah dapur lalu
memberikan catatan pesanannya kepada temanku yang bertugas membuat minuman. Tak
sampai 5 menit, aku kembali lagi ke meja Nachan eonnie untuk mengantarkan pesanannya.
“Ini pesanannya,”
ucapku sambil menaruh pesanan dengan rapih di atas meja.
“Trims,” kata
Nachan singkat. Aku pun pergi ke posisiku di dekat puntu untuk menyambut tamu
yang lain.
Sebenarnya aku
ingin tanya, dari mana ia tahu kalau aku di’tembak’ Donghae. Dan juga, dari
mana Nachan eonnie mengetahui namaku?
Aku kan, bukan anak yang famous di
sekolahku.
“Nami!” panggil
Nachan eonnie. Ada apa ya?
“Kau pasti
penasaran dari mana aku tahu kalau kau pacaran dengan Donghae. Ya kan?”
katanya, seolah-olah ia bisa membaca pikiranku tadi.
Aku langsung deg-degan. Dari mana yeoja cantik ini tahu kalau Donghae
menembakku? Tapi... Kenapa aku begitu penasaran, ya?
“Aku vokalis band
di sekolah kita,” katanya.
“Oooh... Pantas
saja eon tahu hal itu,” kataku
tersenyum sopan.
“Kalau begitu,
nanti tonton konser band-ku ya?” kata Nachan eonnie.
“Siiip,” kataku, ‘berusaha’
tersenyum.
Ugh... Kenapa
Nachan eonnie harus menjadi seorang vokalis band? Dan kenapa harus 1 band
dengan Donghae? Aku sebal! Aku jadi tidak mau melihat konsernya. Aku pasti akan
terlihat menyedihkan, melihat Donghae dekat-dekat dengan yeoja lain... Padahal
ia adalah pacarku sendiri.
❀
Pukul 2 p.m.
waktu setempat. Festival kebudayaan sudah selesai. Syukurlah cafe-ku banyak
pengunjungnya. Tapi ada satu perasaan yang mengganjal hatiku. Aku merasa
bersalah karena tidak melihat konser band Donghae. Apakah aku terlalu dikendalikan
oleh rasa cemburu itu?
“Nami! Aku pulang
dulu ya!” kata Yuka, sambil menepuk pundakku. Ia menyadarkanku dari lamunanku.
“Ya. Hati-hati,
Yuka!” kataku, tersenyum, sambil melambaikan tangan. Hari ini aku masih ingin
duduk-duduk dulu di bangku panjang dekat ruang kelasku.
Perasaan ini. Aku
benci perasaan ini. Tapi, aku tak boleh menangis. Tak boleh!
“Nami!” suara ini.
Aku menoleh
dengan perasaan campur aduk. Antara senang karena bisa bertemu dengannya dan
sebal karena perasaan cemburu itu.
“Nami, kenapa
tadi kau tidak menonton konserku?” tanyanya, ia ikut duduk di sampingku.
“Ma’af
Donghae-ya... Tadi aku sibuk,” jawabku, berbohong. Ma’afkan aku, Donghae,
karena membohongimu. Jeongmal mianhae...
“Bohong. Kau
kenapa? Apa kau sakit?” tanyanya, aku masih tak menoleh ke arahnya.
“Ani,” kataku, tersenyum kecil.
Aku menoleh
sedikit ke arahnya, dan melihat ekspresi wajahnya, tak bisa ditebak apa
perasaannya saat itu. Biasanya ia akan mengajakku bercanda-canda. Dulu waktu
kami belum berpacaran, aku dan dia tidak pernah merasa secanggung ini. Kenapa
saat aku sudah berpacaran dengannya, aku justru merasa sangat jauh darinya.
Kenapa?
“Donghae, aku
pulang dulu ya?” Aku tak tahan lagi, rasanya aku ingin cepat-cepat berlari
pulang ke rumah!
Tapi tiba-tiba,
ia menghentikan langkahku. Ia memegang tanganku dengan erat.
“Nami... Kau
marah kan?” kata Donghae, kini ia memegang kedua pundakku dengan tangannya. Aku
dan dia berdiri berhadapan.
“Donghae... Aku
tidak marah,” ucapku, dengan suara agak bergetar. Bodoh!
“Aku tahu kau
sebal, karena aku dekat dengan yeoja
lain,” kata Donghae panjang lebar. “Tapi aku tak bermaksud apa-apa, Nami. Kumohon...
Jangan marah lagi ya? Aku kan, jadi kesepian kalau kau menjauh,” katanya dengan aksen manja. Aigooo... Bisa-bisanya ia aegyo di suasana seperti ini!
Sekarang ia tidak
lagi memegang pundakku. Aku dan dia hanya berdiri berhadapan. Dan, tanpa sadar
aku menangis. Bodoh. Buat apa aku menangis? Bodoh. Bodoh!
“Mianhae, Donghae... Kau kesepian ya?”
tanyaku mulai tersenyum lagi. “Kalau begitu, kau jangan dekati yeoja lain selain aku. Kau harus
berjanji padaku?”
“Oke, Nami,”
katanya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
“Jangan dekati
yeoja lain selain aku lagi ya?” kataku sekali lagi, sembari mengaitkan jari
kelingkingku di jari kelingkingnya.
“Sip!” katanya
sambil tersenyum. “Kalau begitu, ayo kita pulang bersama!” ajaknya dengan tatapan puppy eyes-nya. Aihhh Donghae, kenapa kau bisa mempesona dan cute di waktu yang bersamaan? ><
Aku mengangguk.
Aku begitu
bahagia. Dan tanpa sadar aku tertawa kecil. Ya, dialah Donghae. Pacarku yang
manja sekaligus nakal!
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar