Super Junior by : ChoLeeChoi Blog

Super Junior by : ChoLeeChoi Blog

Rabu, 16 Juli 2014

FanFiction Infinite : Still You


FF: Still You
By: Lee EunYeon (@SilverDeer0406) & Cho Minhwa (@princebluelf)
Rated: Teenager
Length: One Shot
Genre: Romance, Friendship, Sad *littleR*
Cast: Kim Youngrin (OC), Yoo Min Ah (OC), Kim Myungsoo a.k.a L-Kim (Infinite), & Lee Sungyeol (Infinite)
NB: ini pertama kalinya Min Eunnie sama Min Minne kolaborasi buat FF romance bareng :3 walau Min Minne di Cilacap Min Eunnie di Jogja *mendadak curcol* kita berdua tetep bertekat *ceilah -_-* buat selesaiin FF ini so... Happy Reading~


~Saran lagu : EunHae - Still You & EXO - Miracle in December~
Summary:

~~ "aku janji... aku tak akan melupakanmu, aku tak akan menangis karenamu... karena aku sangat amat bahagia saat bersamamu meski itu hanya sebentar" - Kim Youngri ~~




Kim Youngrin POV

Seperti biasa, hampir setiap pulang sekolah aku pergi ke Lovely Cafe. Cafe langgananku bersama MinA, sahabat karibku sejak kelas 1 SMP. Dari dulu, aku suka sekali membeli bubble tea di cafe ini. Kebetulan hari ini adalah hari ulang tahunku, jadi aku berniat untuk mentraktir sahabatku ini.
"MinA, kali ini aku traktir kamu ya?" ucapku sambil tersenyum hangat. Ia mengangguk senang. Aku pun pergi membeli 2 bubble tea, dan... tanpa sengaja… aku bertatapan dengan kasir cafe itu...
DHEG!
                Aku terdiam untuk beberapa saat. Entah kenapa, aku merasa jantungku berdetak dengan kencang.
"Ma'af, ada yang bisa saya bantu?" tanya kasir cafe itu sopan. Tanpa kusadari pipiku terasa panas, pasti pipiku sudah merah padam.
"Eng… A-aku mau membeli 2 bubble tea," ucapku terbata-bata. Aku terlalu gugup karena namja ini. Baru kali ini aku merasakan hal seperti ini. Apakah ini yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama? Aigo… Kenapa aku jadi seperti ini?
"Baik. Tunggu sebentar ya," katanya sembari tersenyum sekilas ke arahku. Senyumannya benar-benar mempesona.
Beberapa menit kemudian, ia datang kembali dan membawa 2 bubble tea pesananku. Aku pun lansung membayarnya tanpa berbasa-basi lagi. Sebelum aku benar-benar pergi, aku melihat nametag di bajunya, ternyata nama namja itu adalah Kim Myungsoo. Entah kenapa aku merasa penasaran dengannya.
                Tapi herannya, aku tak berani menceritakan semua ini kepada MinA, sahabatku sendiri. Aku sendiri tak tau kenapa.

--*--

                Beberapa hari kemudian...
Hari ini aku berjalan sendirian di koridor sekolah yang ramai, lalu kulihat seseorang yang tak asing di mataku. Aku tak begitu jelas melihatnya tapi entah kenapa hatiku berdebar melihatnya. Aku tak begitu yakin dengan orang itu. Tapi setiap melihat orang itu lewat di depan kelasku aku merasa kalau aku pernah bertemu dengannya. Hmmm… Siapa dia?

--*--

                Sepulang sekolah, Kim seonsaengnim memintaku untuk membawakan buku tugas milik teman-teman sekelasku ke kantornya, bukannya keberatan atau apa tapi tumpukan buku-buku ini sangat mengangguku. Aku tak bisa melihat apapun karena tumpukan buku ini menghalangi pengelihatanku, sungguh apa ada yang lebih buruk dari ini huh?!
                Saat berjalan menuju kantor guru, tak sengaja aku menabrak seseorang dan semua tumpukan buku yang ku bawa terjatuh berantakan semua.
BRUKKK!
Ah, mianhae,” kata orang yang menabrakku sambil berjongkok untuk membantuku mengumpulkan buku-buku yang berjatuhan.
Gwaenchana,” sahutku sambil buru-buru mengumpulkan buku-buku tadi sebelum Kim seonsaengnim datang dan marah denganku.
Setelah selesai mengumpulkan buku-buku yang berjatuhan, aku mendongakan kepalaku ke atas berusaha melihat siapa yang ku tabrak tadi. Aku sama sekali tak menyangka kalau yang aku tabrak tadi adalah Kim Myungsoo! Sekarang dia membantuku untuk berdiri. Otakku sekarang benar-benar kosong, aku tak bisa berpikir apa-apa lagi. Sebelum aku sempat berkata apa-apa dia pergi begitu saja.
Beberapa hari kemudian barulah aku tahu kalau Kim Myungsoo juga satu sekolah denganku. Ia kelas 11 sedangkan aku kelas 10.

--*--
                Suatu hari, saat jam istirahat
Aku berjalan-jalan bersama MinA. Aku berniat untuk mencari ruang kelas Kim Myungsoo. Aku penasaran!
"Youngrin-ah? Tumben sekali kau lewat kelas ini?" ujar MinA heran. Ruang kelas 11 memang terletak cukup jauh dari ruang kelasku.
"Ah, aku hanya ingin jalan-jalan saja. Bosan melewati jalan yang itu-itu terus," jawabku bercanda. Saat kami sedang bercanda-canda, tanpa sengaja aku ditatap oleh Kim Myungsoo! Ia sedang duduk di dalam kelasnya bersama teman-temannya.
DHEG!
"Hey! Ada apa sih?" tanya MinA kepo, ketika melihatku salah tingkah.
"Jinjja... Gwaenchana!" jawabku sedikit tidak sabar. MinA menatapku dengan tatapan selidik. Makin hari, aku makin tahu tentang Kim Myungsoo dari temanku. Ternyata ia biasa dipanggil dengan nama L-Kim.
                Ngomong-ngomong sebentar lagi, adalah tanggal 14 Februari. Aku berniat akan menyatakan perasaanku padanya pada tanggal tersebut saat pulang sekolah.
Tepat tanggal 14 Febuari, sepulang sekolah...

--*--
Suasana sekolah sudah mulai sepi. Aku berdiri di tempat tersembunyi di dekat ruang kelas L-Kim. Kulihat, ia sedang berdiri sendirian di depan pintu ruang kelasnya, ia terlihat menunggu seseorang. Walau begitu aku tetap menunggu sampai ruang kelasnya benar-benar sepi. 15 menit kemudian, ia duduk di tempat duduk dekat ruang kelasnya mungkin ia capek karena berdiri terus. Lalu ia membaca sebuah buku, sepertinya buku entahlah aku tidak dapat melihat sampulnya dengan jelas.
Aku berjalan mendekatinya sambil memegang bungkusan yang berisi cokelat buatanku sendiri. Jantungku mulai berdegup dengan kencang.
Kini aku sudah berdiri di depannya...

Yoo MinA POV

Aku tak mengerti dengan sikap Youngrin akhir-akhir ini. Dia seperti mencoba merahasiakan sesuatu dari ku. Aku penasaran apa yang ia rahasiakan? Apa dia tak bisa mempercayaiku atau bercerita kepadaku? Padahal aku dan dia sudah berteman baik sejak kelas 1 SMP. Aku tau semua orang mempunyai privasi tapi, aku merasa persahabatanku dengan Youngrin menjadi canggung karena sikapnya yang menjauhi diriku.
Saat ini, aku sedang berjalan sendirian di koridor sekolah. Hari ini aku pulang telat karena ada tugas tambahan dari guru Biologi-ku.
Aku sengaja melewati koridor ruang kelas 12 hari ini. Apa kalian tak tahu? Aku sudah ditunggu oleh namjachingu-ku di depan koridor kelas 12-A. Aku bahagia sekali, apalagi sekarang adalah tanggal 14 Februari! Namjachingu-ku berjanji akan mengajakku berjalan-jalan di sebuah mall.
Aku berjalan sambil bersenandung kecil karena bahagia. Tak sampai 5 menit kemudian, aku sampai di depan ruang kelas namjachingu-ku. Aku berhenti berjalan. Aku tak percaya… Sekarang ia bersama yeoja lain yang sepertinya akan menyatakan perasaan kepadanya.
Bagiku tak masalah dengan banyak yeoja yang sering menyatakan cinta kepada L-Kim! Kecuali dia yang sekarang berdiri di hadapan namjachingu-ku. Ia adalah…
“Youngrin?” ucapku dengan napas tercekat.
Ia menoleh ke arahku begitu pula L-Kim, namjachingu-ku…
“MinA?” gumam Youngrin, seketika ia menjatuhkan bingkisan yang tadi ia pegang.
“Ma’af Youngrin, aku tidak bisa menerima pernyataan cintamu,” kata L-Kim sembari memungut bingkisan dari Youngrin dengan lembut. “Aku sudah dimiliki oleh seseorang.”
L-Kim menatap Youngrin sekilas lalu ia berjalan kepadaku.
Aku melihat air mata meleleh di pipi Youngrin ketika aku dan L-Kim mulai berjalan bersama. Tapi ia langsung berlari pergi.
Ma’afkan aku Youngrin… Aku tidak tahu kalau kau juga menyukai L-Kim, sama sepertiku…

--*--

2 hari berikutnya, hubunganku dengan Youngrin semakin memburuk. Aku sudah berusaha untuk berbicara kepadanya. Tapi ia selalu mengacuhkan aku. Bahkan ia tak mau menatapku. Apakah aku sebegitu buruknya?
Aku jadi tidak tega dengannya…

--*--

Ini hari ke-5, aku tidak berbicara dengan Youngrin.
Cukup.
Aku harus bicara.
“Youngrin-ah?” ucapku pelan sambil tersenyum . Kini aku duduk di kursi di depan tempat duduknya.
Ia meletakkan kepalanya di atas meja dengan lesu.
“Youngrin-ah… Mukamu kalau sedang ngambek lucu loh,” godaku berusaha mencairkan suasana. Aku menyentuh tangannya. “Kalau kau ngambek terus, bakal kufoto loh! Kebetulan aku bawa handphone…” Godaku sambil tersenyum evil.
Akhirnya ia mau mengangkat wajahnya.
“Ma’af Youngrin,” ucapku ketika ia sudah menatapku sambil tersenyum. “Aku tidak tahu kalau kau menyukai L-Kim…”
“Ini bukan salahmu, kok,” jawabnya.
“Aku jadi tidak enak. Lain kali kita tak boleh berjauhan seperti ini. Oke?” ucapku bersungguh-sungguh.
“Aku juga minta ma’af,” kata Youngrin. “Sebab aku tidak percaya kepadamu.”
Aku tersenyum. “Gwaenchana. Lain kali kita harus lebih percaya oke?” Aku mengulurkan jari kelingkingku, lalu ia menggaitnya.

                Tapi… Dalam lubuk hatiku… Aku masih ragu, maukah ia mengalah kepadaku? Sebab aku tahu, Youngrin itu sukar mengalah.


--*--



Youngrin POV

Sebenarnya agak sesak juga ketika aku melihat MinA berjalan bersama L-Kim. Mereka terlihat akrab sekali… Hal ini membuat hatiku terasa diiris-iris oleh pisau. Jujur saja, aku belum bisa melupakan L-Kim.
Semakin kupikirkan tentang hubungan MinA dengan L-Kim, aku semakin keras memainkan senar-senar gitar yang sedang kumainkan. Aku memang sering bermain gitar di studio milik temanku yang bernama Lee Sunyeol. Ia seorang drummer band SMA-nya.
“Youngrin-ah? Kau terlihat berbeda beberapa hari ini,” katanya mengejutkan aku. Ia menyentuh pundakku perlahan sambil tersenyum cute.
“Ah… A-aku tidak apa-apa kok,” jawabku sambil memberhentikan permainan gitarku sebentar.
Sungyeol menatapku. Aku dan dia sudah berteman sejak kami masih kecil. Aku selalu menganggapnya sebagai adik, padahal kami seumuran. Dan juga, ia adalah orang yang mengajariku bermain gitar!
“Youngrin-ah, jika kau merasa tidak enak. Bilang saja kepadaku. Akan kuantar pulang,” katanya masih memegang pundakku.
“Aku masih ingin di studio ini,” jawabku, tersenyum.
Sungyeol tersenyum hangat ke arahku. Saat ini, hanya ada aku dan dia di studio ini. Saat ini ia sedang menulis sesuatu di atas elembar kertas. Aku tahu, pasti ia sedang menulis lirik lagu untuk band-nya.
Sambil memainkan gitarku dengan asal. Aku memperhatikannya yang  sedang asyik menulis di sampingku. Saat ini kami berdua sedang duduk di atas sebuah sofa yang empuk.
“Hey… Suara gitarmu membuatku berisik,” tegurnya sembari menoleh kepadaku. Kedua mata kami bertemu secara mendadak. Matanya yang hitam menatapku dalam-dalam.
Mianhae,” ucapku. Aku memalingkan wajahku, berusaha menghindar dari tatapan matanya yang tajam. Kenapa… Aku merasa… Hatiku bergetar…?
Ah tentu saja tidak. Bukankah ia sudah kuanggap sebagai dongsaeng manisku?  Kulihat sekilas, ia tersenyum saat kembali berhadapan dengan kertas yang sedang ia tulis.

--*--

Seminggu berlalu. Sepulang sekolah, aku langsung berlari keluar dari kelas sebab sebentar lagi L-Kim pasti akan datang menjemput MinA. Aku sedang berusaha melupakannya, tapi ia semakin datang ke kelasku dan itu membuatku iri.
Tanpa kusadari, aku sudah berlari sampai gerbang sekolah. Dan aku sangat terkejut ketika melihat seseorang datang menjemputku dengan motor miliknya.
“Sungyeol?!” ucapku dengan heran.
“Kenapa kaget, Youngrin-ah?” tanya Sungyeol sambil berjalan mendekatiku. “Bukankah tadi pagi aku sudah memberikan e-mail kepadamu kalau aku akan menjemputmu siang ini dan makan siang di restaurant baru milik eomma-ku?” Ia mem-pout-kan bibirnya.
“Aku belum membuka handphone-ku hari ini,” jawabku.
“Pantas saja,” katanya sambil tersenyum. “Ayo kita pergi!”
“EH?” mataku melebar. “Sekarang?”
“Iyalah. Memang kau maunya kapan?” katanya sambil memakai helm-nya. Setelah itu ia juga memberikan aku sebuah helm untuk kupakai.

--*--

Kami sampai di resaturant baru milik eomma Sungyeol. Restaurant ini terlihat cukup mewah dan ruangannya ber-AC. Jadi sangat tepat, sebab sejak tadi aku kepanasan karena sinar matahari yang hari ini sangat terik.
                “Hallo Youngrin,” sapa seseorang kepadaku. Aku menoleh, ternyata yang menyapaku adalah eomma Sungyeol. Ia tersenyum hangat kepadaku. Aku dan eomma Sungyeol memang sudah berkenalan sejak lama.
Aku mengangguk sopan smabil tersenyum.
“Jadi kalian mau berkencan?” tanya eomma Sungyeol kepada anaknya.
Eomma Sungyeol pasti sedang bercanda! Sejak kapan aku dan Sungyeol berpacaran?!
“Haha… Annio, eomma,” jawab Sungyeol sambil tertawa renyah. “Aku dan Youngrin hanya berteman saja kok…” Sungyeol tersenyum lebar ke arahku.
“Oh ya?” kata eomma Sungyeol bercanda.
“Baiklah eomma, aku mau pesan makanannya,” ujar Sungyeol. Lalu ia pergi memesan makanan sebentar, lalu kami pun duduk di salah satu tempat duduk di restaurant tersebut. Di samping tempat duduk kami, ada 2 orang yang juga sedang makan seperti kami. Sungyeol tersenyum ke arah orang itu, dan aku mengenali orang itu.

Kenapa ia harus di sini?!

“Youngrin-ah! Kenalkan, ini sahabatku,” kata Sungyeol sambil menepuk pundak orang yang akan dikenalkannya kepadaku.
Dia… L-Kim…
“Namanya L-Kim,” kata Sungyeol memperkenalkan sahabatnya. “Ia juga sering bermain ke studio-ku dan akan bergabung dengan band-ku untuk rekaman bulan depan.”
Aku tidak pernah melihat L-Kim ke studionya. Di depan L-Kim ada MinA. Ia tersenyum canggung ke arahku.
“L-Kim, kenalkan ia Youngrin, sahabatku juga,” kata Sungyeol memperkenalkan diriku.
“Salam kenal,” katanya singkat kepadaku. Ia menatapku dengan tatapan datar. Ia berbeda sekali dengan saat ia berada di cafĂ© sebulan yang lalu.
“S-salam kenal,” jawabku gugup. Rasanya aku ingin sekali pergi dari restaurant ini! Tapi aku tidak enak dengan Sungyeol yang telah mentraktirku makan di restaurant mewah seperti ini.
Sungyeol makan sambil mengobrol dengan L-Kim.
“Eh, kenapa kau dan L-Kim tidak akrab, bukankah kalian satu sekolah?” tanya Sungyeol dengan polos kepadaku.
Sebelum aku menjawab, L-Kim menjawab, “Tapi kami berbeda kelas. Lagi pula aku sudah berpacaran dengan MinA.”
Kulihat ia ‘sengaja’ tersenyum manis ke arah MinA, sahabatku sendiri. Aku menggigit bibir bawahku, karena hatiku terasa sangat panas. Aku tidak tahan lagi!
“Sungyeol, mianhae aku mau keluar sebentar,” ucapku pelan lalu aku berjalan cepat dari restaurant itu.
Kenapa L-Kim sangat bangga dengan MinA?! Kenapa? Wae?
Bodoh. Lagi-lagi air mataku meleleh karena namja itu…

--*--

Sungyeol POV

Aneh sekali sikap Youngrin saat berada di dekat L-Kim. Dia kenapa ya? Tiba-tiba ia pergi begitu saja meninggalkan makanannya yang belum habis.
“Sungyeol-ah, kenapa Youngrin?” tanya L-Kim kepadaku.
“A-aku tidak tahu,” jawabku. Tiba-tiba saja mood makan-ku hilang. Kukira mengajaknya makan di restaurant bersama L-Kim dan yeojachingu-nya akan membuatnya bahagia. Bukankah ia dan MinA itu akrab, tapi tadi mereka canggung sekali.
“Apakah ia akan baik-baik saja?” tanya MinA, yeojachingu L-Kim dengan wajah khawatir.
Aku merasa ada yang aneh dengan kejadian ini.
Apa… Youngrin menyukai L-Kim?!
“AH! Ma’af L-Kim, aku harus pergi!” ucapku sambil beranjak dari kursiku.
Aku berjalan keluar dari restaurant milik eomma-ku dan aku menemukan Youngrin duduk di salah satu kursi tamu yang telah disediakan. Ia duduk dengan wajah menunduk, jadi aku tidak bisa melihat ekspresi-nya saat itu.
Aku menyentuh pundaknya dengan lembut.
“Youngrin, ayo kita ke studio,” ajakku. Aku tahu, jika Youngrin seperti ini ia pasti akan pergi ke studio dan memainkan gitarnya.

--*--

10 menit kemudian kami sampai di studio-ku. Aku dan dia duduk di sofa empuk langganan kami. Aku memperhatikan wajahnya.
Baru kali ini aku melihat wajahnya semuram itu.
“Youngrin-ah… Mianhae…” ucapku tanpa kusadari.
“Untuk apa?” tanyanya.
“Karena tadi,” jawabku, “Kau menyukai L-Kim kan?”
Ia memalingkan wajahnya dariku lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Ne.
Aku menatapnya dengan sendu.
“Youngrin… Kenapa tidak bilang?” ucapku lembut sambil menyingkirkan beberapa poni yang menutupi wajahnya. Lalu, aku memeluknya dengan pelan. Berharap ia akan merasa lebih baik.
“Sudah merasa lebih baik?”
Ia mengangguk kecil.
“Youngrin-ah… Jangan menangis lagi, jebal,” aku melepaskan pelukanku dan memegang kedua pundaknya. Berusaha meredam isakannya.
Tapi ia masih menangis dengan menutup wajahnya. Beberapa menit terlewati, perlahan isakannya terhenti dan ia menatapku dengan tatapan sayu.
Walau ia sehabis menangis, ia tetap cantik di mataku. Sebenarnya aku sudah menyukainya sejak lama. Tapi aku belum berani mengungkapkan perasaanku, sebab ia adalah sahabatku. Tapi, aku ingin menyatakannya sekarang…
“Youngrin-ah… Aku mencintaimu.”
Mata Youngrin melebar dan menatapku tak percaya.
“Aku telah mencintaimu sejak lama, Youngrin… Jeongmal saranghae,” bisikku sambil menghapus air matanya dengan ibu jariku. Tapi ia masih terkejut.
“Jika kau tidak menerimanya, tak apa. Aku tahu kau belum bisa melupakan L-Kim karena kejadian tadi,” ucapku sekali lagi agar ia mau bicara. Dari tadi ia diam saja.
“Sungyeol… A-aku akan memikirkan perkataanmu barusan,” akhirnya Youngrin tersenyum dan membuat hatiku menghangat.

--*--

Author POV

“Myungsoo-ah,” panggil MinA pelan. Saat ini ia dan L-Kim sedang berjalan-jalan di taman kota yang rindang.
“Hm?”
“Apa kau merasa tidak enak dengan Youngrin 2 hari yang lalu?” tanya MinA kepada namjachingu-nya. Ia sebenarnya sangat sedih karena persahabatannya mulai retak karena seorang namja
“Iya. Tapi-“
“Kau harus minta ma’af,” kata MinA cepat. L-Kim menatap MinA, tak biasanya yeojachingu-nya itu bisa bersikap tegas seperti itu. “A-eh, bukan maksud apa-apa. Tapi kau harus meminta ma’af kepadanya dan jelaskan secara baik-baik.”
“Hmmm… Baiklah, MinA,” L-Kim tersenyum kepada MinA. “Aku akan pergi ke studio sekarang.” Ia tahu dari Sungyeol kalau Youngrin sedang berada di studio.

Mereka berdua menaiki busway yang menuju studio milik Sungyeol. 15 menit kemudian, mereka sampai di depan pintu studio Sungyeol. L-Kim terlihat ragu untuk memasuki studio itu, tapi MinA menatapnya dengan sungguh-sungguh.
“Kau harus minta ma’af,” kata MinA. “Masuklah.”
L-Kim tersenyum lagi ke arah yeojachingu-nya. Ia pasti akan membuat yeojachingu-nya merasa lega karena tidak bermusuhan lagi dengan sahabatnya.

L-Kim memasuki studio dan melihat Youngrin sedang memainkan gitar sambil duduk di atas sebuah sofa. Gadis itu terlihat sangat serius memainkan gitarnya.
“Youngrin,” panggilnya pelan.
Gadis yang dipanggil langsung terkejut begitu melihat L-Kim duduk di sampingnya secara tiba-tiba seperti… hantu!
Tapi dengan cepat Youngrin mengatasi rasa keterkejutannya. Ia memasang wajah tenang memandang wajah L-Kim. “B-bagaimana kau bisa sampai di sini?” tanyanya lirih.
“Aku mau minta ma’af,” kata L-Kim berusah bersikap gentle.
“Buat apa?”
“Ma’af aku tidak bisa menerima cintamu,” kata L-Kim sambil tersenyum kecil, ia berusaha meyakinkan Youngrin agar tidak sedih lagi.
Youngrin terlihat berpikir sambil menundukan kepalanya. Ia teringat dengan pengakuan dari Sungyeol 2 hari yang lalu… Mungkin ia harus mencoba move on, walaupun berat.
“Baiklah,” kata Youngrin, “Aku mema’afkanmu.” Ia masih memasang wajah dingin.
L-Kim tersenyum tipis. “Kau mau berteman dengan MinA lagi?” tanya namja berwajah cute itu.
“Hm, tentu saja,” jawab Youngrin setelah berpikir sejenak. Lalu ia kembali memainkan gitarnya asal.
“Kau harus berjanji akan berteman baik dengan MinA lagi,” ucap L-Kim sebelum ia beranjak dari duduknya. Ia mengulurkan jari kelingkingnya. Napas Youngrin tertahan. M-mwo? Aku harus bersentuhan dengannya?!
Awalnya Youngrin terlihat ragu, walau begitu ia tetap mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking L-Kim. “Aku berjanji.”
L-Kim tersenyum, tapi saat itu hati Youngrin sudah tidak bergetar lagi untuk L-Kim. Hatinya merasa lega karena L-Kim sudah meminta ma’af kepadanya, sekarang ia akan menerima pernyataan Sungyeol tanpa ada beban.

Sambil berlari kecil Sungyeol datang sambil membawa 2 gelas kopi untuk dirinya dan Youngrin ketika melihat Youngrin bersama L-Kim di dalam studio.
“Hai!” sapanya riang sambil tersenyum lebar. “Kalian kok di sini?” tanyanya dengan wajah selidik.
“Jangan berpikir macam-macam!” kata L-Kim kepada Sungyeol. “Aku hanya meminta ma’af.”
Tiba-tiba MinA datang ke dalam studio.
“Halo?” sapanya sambil tersenyum ke arah semua orang yang ada di studio.
“MinA!” sapa Youngrin kepada sahabatnya. Sekarang ia sudah tidak iri lagi dengan sahabatnya. Ia tersenyum lebar ke arah MinA, lalu ia tersenyum juga ke arah Sungyeol.
“Ehm, kami mau pulang duluan ya,” kata MinA memecahkan keheningan. Lalu ia menarik tangan L-Kim ke luar studio.

Sungyeol dan Youngrin terdiam di dalam studio. Mereka berdua berdiri berhadapan di tengah ruangan itu. Saat itu mereka terlihat kikuk satu sama lain karena secara tiba-tiba MinA dan L-Kim keluar dari ruang studio. Tapi Sungyeol sadar, di balik semua itu, MinA ingin memberikan kesempatan kepadanya untuk…
“Youngrin-ah… Jadi… Apa kau menerima pernyataanku?” tanya Sungyeol memecahkan keheningan. Pipinya langsung memerah setelah mengucapkan kata-kata itu, begitu pula Youngrin.
“Tentu saja,” jawab Youngrin tiba-tiba. Ia tersenyum ke arah Sungyeol.
Pipi Sungyeol semakin merah padam. Tapi ia bisa menguasai dirinya dengan baik agar tidak salah tingkah. Ia tersenyum lebar.
“Mulai sekarang… kau milikku,” kata Sungyeol, ia membalas senyuman Youngrin dengan senyuman termanisnya.
“Oh iya! Tadi aku beli coffee loh,” ujar Sungyeol kembali memecahkan keheningan. “Mau minum bersama?”
Ne!” sahut Youngrin bersemangat. Ia senang dengan sifat Sungyeol yang sedikit childish dan selalu riang.
Selanjutnya, mereka pun duduk di atas sofa sambil meminum coffee bersama.
“Sungyeol-ah… Terima kasih,”  ucap Youngrin setelah beberapa saat mereka terdiam.
“Untuk apa?” tanya Sungyeol sembari tersenyum lembut ke arah yeojachingu-nya.
“Karena kau telah menemaniku selama ini di saat aku kesepian... Kau benar-benar baik,” jawab Youngrin.
“Aku berjanji akan selalu menemanimu,” ucap Sungyeol sambil menyelipkan beberapa helai poni Youngrin yang menutupi wajahnya. Ia telah berjanji kepada dirinya sendiri, ia akan menjaga Youngrin dan tidak akan meninggalkannya.

--*--
Beberapa hari kemudian Sungyeol kecelakaan dan sedang kritis karena luka yang dialaminya cukup parah. Youngrin yang mendengar kabar itu bergegas pergi ke rumah sakit. Youngrin sangat terpukul. sesampainya dirumah sakit ia mendapati Sungyeol sedang terbaring lemah di tempat tidurnya. matanya tertutup. Youngrin menangis... air matanya yang ia pendam sejak dalam perjalanan tadi pecah disini di depan Sungyeol namjachingu-nya yang terbaring tak berdaya...

Youngrin POV
"Sungyeol-ah buka matamu... Kau bilang akan menemaniku selalu... kau harus buktikan janjimu itu sekarang..." aku menangis melihat Sungyeol yang sekarang terbaring di depan mataku. apapun akan ku lakukan asal bisa bersamanya terus... "Sungyeol-ah hanya kau yang bisa membuatku tersenyum saat aku sedih sekarang aku sedih jadi bagun lah dan buat aku tersenyum... jebal"
"Youngrin-ah" sebuah suara mengagetkan  ku
"ah... MinA" buru-buru aku menghapus air mataku aku tak ingin MinA melihatku menangis
"apa kau tak apa?" tanya MinA khawatir.. aku hanya menjawab pertanyaannya dengan anggukan kecil. kulihat seseorang lagi dibalik pintu... orang itu perlahan masuk ke kamar Sungyeol.
"ah... apa kau keberatan kalau kubawa L-Kim kemari?" kata MinA yang seakan-akan membaca gerakan mataku yang terkejut dengan kehadiran L-Kim. Terkejut karena L-Kim tiba-tiba saja muncul bukan terkejut dalam arti yang lain tapi ku rasa MinA salah mengartikan rasa terkejutku.
"tentu saja tidak... lagi pula L-Kim-ssi kan temannya Sungyeol aku hanya terkejut karena tiba-tiba ia ada dibalik pintu itu" kataku sambil menjelaskan singkat.

terlepas dari masalah MinA dan L-Kim yang mulai memenuhi kamar ini aku melihat Sungyeol dengan tatapan sayu...
"menangislah kalau itu akan membuatmu lebih baik" L-Kim akhirnya membuka suara.
aku sangat ingin menangis tapi aku tidak bisa menangis di depan mereka.
"Oppa apa kau bisa meninggalkan kami sebentar" kata MinA kepada L-Kim. lalu L-Kim pergi meninggalkan aku dan MinA sendirian... oh aku lupa menyebutkan Sungyeol juga walaupun ia belum sadar setidaknya ada dia diruangan ini.
"Youngrin-ah?" kata MinA sambil mendekat kearahku
"Eoh?" kataku aku tak bisa melepas tatapanku dari Sungyeol... mata coklatnya itu sekarang tertutup tak tau kapan akan terbuka.
"aku tau kau sedih Youngrin, tapi kau tidak boleh terlalu sedih juga" kata MinA menasehatiku. Aku tau dia temanku tapi hatiku ini ingin mengatakan 'Kau tidak tau apa-apa soal perasaanku MinA! aku sudah cukup bersedih selama ini!' tapi aku tau niatnya baik dia tak ingin aku sakit...

"tak apa MinA aku baik-baik saja" kataku sambil mencoba tersenyum yang agak kupaksakan.
"apa kau pikir aku mengenalmu baru sehari dua hari saja uh? aku tau banyak tentangmu... Youngrin-ah ceritakan saja padaku" kata MinA mulai membujukku.
"baiklah tapi jangan disini" kataku sambil berjalan keluar dari kamar inap Sungyeol

--*--

"baiklah kau bisa cerita sekarang" kata MinA
"aku benar-benar sedih MinA aku tak tau harus berbuat apa lagi..." kataku memulai cerita dengan tangisan. "tak usah khawatir Youngrin, Sungyeol-ssi akan bangun dan akan bersamamu lagi... kau hanya harus menunggu" kata MinA
"itu tidak mungkin MinA" aku menundukkan kepalaku dalam-dalam berusaha menyembunyikan tangisanku yang makin menjadi ini.
"apa maksudmu tak mungkin?" kata MinA mulai bingung dengan responku
"dokter berkata kalau Sungyeol mengalami pendarahan dikepala... dan aku baru tau kalau Sungyeol ternyata mengidap tumor otak... dokter juga berkata hidupnya tak akan lama" sementara MinA masih tak percaya dengan perkataanku, aku sudah menangis aku tak tau kapan air mataku berhenti mengalir... lalu MinA memelukku...

--*--
"aku selalu merasa senang saat bersamanya" kataku menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipiku sambil mendekap tangan Sungyeol berharap ia bangun dan akan menemaniku lagi...
"Youngri-ah" kata MinA khawatir denganku
tiba-tiba aku merasakan tangan Sungyeol bergerak perlahan dan matanya perlahan membuka
"Sungyeol-ah... kupikir aku akan kehilanganmu" kataku sambil memeluk Sungyeol, kulepas pelukanku. Perlahan tangan Sungyeol memegang pipiku dan menghapus air mataku..

"berjanjilan kalau kau tidak akan menangis karenaku Youngri-ah..." kata Sungyeol lirih...
"kau juga harus berjanji kalau kau akan selalu berada di sisiku..." kataku dengan senyumku yang mulai mengembang...
"walau aku tak bisa menghabiskan banyak hari ketika bersamamu?" kata Sungyeol misterius
"kau bilang apa, kita akan menghabiskan waktu bersama hanya kau dan aku... setelah kau keluar dari rumah sakit ini" kataku sambil menatap mata Sungyeol dalam-dalam.. tapi Sungyeol hanya tersenyum, kulihat air matanya mulai mengalir..
"maaf  karena aku tak bisa jadi namjachingu yang baik untukmu, maaf karena aku tak bisa menghabiskan waktu lebih lama sebagai namjachingu-mu" kata Sungyeol
"apa maksudmu? kau sudah jadi namjachingu terbaik yang pernah aku miliki" kataku air mataku yang tadinya mengering perlahan menetes semakin deras...

"apa aku sudah bilang sebelumnya kalau kau sangat cantik?" kata Sungyeol tersenyum
"kau sudah mengatakannya ratusan kali" kataku tersenyum
"berjanjilah kalau kau tak akan melupakanku... meski itu hanya sedetik" kata Sungyeol perlahan
"aku janji... aku tak akan melupakanmu, aku tak akan menangis karenamu... karena aku sangat amat bahagia saat bersamamu meski itu hanya sebentar" kataku
"seaindainya aku bisa menghabiskan waktu lebih lama bersamamu... " kata Sungyeol perlahan matanya tertutup kembali...

Author POV
Hari ini hari pemakaman Sungyeol. Semua menangis karena kehilangan sosok Sungyeol kecuali satu orang...
"aku sudah janji padamu untuk tak akan menangis karenamu lagi... aku sudah menepati janjiku bukan?" kata Youngri

--*--
"Oppa kita harus bicara..." kata MinA
"bicaralah" kata L-Kim
"aku tau ini ide gila tapi aku rasa kau harus memutuskanku dan menjadi pelindung untuk Youngri, dia gadis yang sangat rapuh... meskipun dia terlihat tegar namun dia butuh pelindung" kata MinA mencoba menjelaskan.
"maksudmu? kau ingin aku berkencan dengan Youngri?" kata L-Kim kaget
"kurasa iya..." kata MinA ragu...
"setidaknya dia sudah mengorbankan perasaannya agar tidak membuatku sedih" lanjut MinA
"tapi... aku tak bisa mengencaninya begitu saja..." kata L-Kim
"kau harus melakukan ini demi aku..." kata MinA

--*--
"tapi aku sudah bahagia dengan hidupku sekarang... jadi kau tidak perlu berkorban untukku" kata Youngri yang tiba-tiba muncul dan mengagetkan MinA dan L-Kim
"maaf bukan bermaksud menguping tapi aku mendengar namaku di sebut jadi aku mendengarnya" kata Youngri lagi... tak tampak wajah sedih padanya.
"kau tidak usah membohongi dirimu sendiri Youngri-ah" kata MinA
"Aku tak sedih... lagi pula aku sudah berjanji dengan Sungyeol kalau aku tak akan melupakannya meski hanya sedetik kalian sendiri melihatku sewaktu aku membuat janji itu... jadi kumohon jangan berkorban sesuatu seperti itu" kata Youngri sambil beranjak pergi dengan senyumnya yang manis...

"Aku sudah menepati janjiku yang kedua... jadi kau harus menepati janjimu juga... Sungyeol-ah" 


THE END


Ps : sebenernya ending ceritanya itu Happy Ending tapi berhubung Min Eunnie itu rada evil jadi Min Eunnie gak mau buat orangnya seneng :| alhasil ffnya jadi Sad Ending :D mian ne kalo FF ini gak sesuai keinginan *bow* Min Eunnie sama Min Minne sekali lagi minta maaf *bow again







             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar