By: Lee EunYeon (@SilverDeer0406)
& Cho Minhwa (@princebluelf)
Rated: Teenager
Length: One Shot
Genre: Romance, Friendship, Sad *littleR*
Cast: Kim Youngrin (OC), Yoo Min Ah
(OC), Kim Myungsoo a.k.a L-Kim (Infinite), & Lee Sungyeol (Infinite)
NB: ini pertama kalinya Min Eunnie sama Min Minne kolaborasi buat FF romance bareng :3 walau Min Minne di Cilacap Min Eunnie di Jogja *mendadak curcol* kita berdua tetep bertekat *ceilah -_-* buat selesaiin FF ini so... Happy Reading~
~Saran lagu : EunHae - Still You & EXO - Miracle in December~
Summary:
~~ "aku janji... aku tak akan melupakanmu, aku tak akan menangis karenamu... karena aku sangat amat bahagia saat bersamamu meski itu hanya sebentar" - Kim Youngri ~~
Kim Youngrin POV
Seperti biasa, hampir setiap pulang
sekolah aku pergi ke Lovely Cafe. Cafe langgananku bersama MinA, sahabat
karibku sejak kelas 1 SMP. Dari dulu, aku suka sekali membeli bubble tea di cafe ini. Kebetulan hari ini adalah hari ulang tahunku, jadi aku
berniat untuk mentraktir sahabatku ini.
"MinA, kali ini aku traktir kamu
ya?" ucapku sambil
tersenyum hangat. Ia mengangguk senang. Aku pun pergi
membeli 2 bubble tea, dan... tanpa sengaja… aku
bertatapan dengan kasir cafe itu...
DHEG!
Aku terdiam untuk
beberapa saat. Entah kenapa,
aku merasa jantungku berdetak dengan kencang.
"Ma'af, ada yang bisa saya bantu?"
tanya kasir cafe itu sopan. Tanpa kusadari
pipiku terasa panas, pasti pipiku sudah merah padam.
"Eng… A-aku mau membeli 2 bubble tea," ucapku terbata-bata.
Aku terlalu gugup karena namja ini. Baru kali ini aku merasakan hal seperti
ini. Apakah ini yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama? Aigo… Kenapa aku jadi seperti ini?
"Baik. Tunggu sebentar ya,"
katanya sembari tersenyum
sekilas ke arahku. Senyumannya benar-benar mempesona.
Beberapa menit kemudian, ia datang kembali dan
membawa 2 bubble tea pesananku. Aku
pun lansung membayarnya tanpa berbasa-basi lagi. Sebelum aku
benar-benar pergi, aku melihat nametag
di bajunya, ternyata nama namja itu adalah Kim Myungsoo. Entah kenapa aku merasa penasaran dengannya.
Tapi herannya, aku tak berani
menceritakan semua ini kepada MinA, sahabatku sendiri. Aku sendiri tak tau
kenapa.
--*--
Beberapa hari kemudian...
Hari ini aku berjalan sendirian di
koridor sekolah yang
ramai, lalu kulihat seseorang yang tak asing di mataku.
Aku tak begitu jelas melihatnya tapi entah kenapa hatiku berdebar melihatnya.
Aku tak begitu yakin dengan orang itu. Tapi setiap melihat orang itu lewat di
depan kelasku aku merasa kalau aku pernah bertemu dengannya. Hmmm… Siapa dia?
--*--
Sepulang sekolah, Kim seonsaengnim memintaku untuk membawakan buku tugas milik teman-teman sekelasku ke kantornya, bukannya
keberatan atau apa tapi tumpukan buku-buku ini sangat mengangguku. Aku
tak bisa melihat apapun karena tumpukan buku ini menghalangi pengelihatanku,
sungguh apa ada yang lebih buruk dari ini huh?!
Saat berjalan menuju kantor guru, tak sengaja aku menabrak seseorang dan semua tumpukan buku yang ku bawa
terjatuh berantakan semua.
BRUKKK!
“Ah, mianhae,” kata orang yang menabrakku sambil berjongkok
untuk membantuku mengumpulkan buku-buku yang berjatuhan.
“Gwaenchana,” sahutku sambil buru-buru mengumpulkan
buku-buku tadi sebelum Kim
seonsaengnim datang dan marah denganku.
Setelah
selesai mengumpulkan buku-buku yang berjatuhan, aku mendongakan
kepalaku ke atas berusaha melihat siapa yang ku tabrak tadi. Aku sama sekali
tak menyangka kalau yang aku tabrak tadi adalah… Kim Myungsoo! Sekarang dia
membantuku untuk berdiri. Otakku sekarang benar-benar kosong, aku tak bisa
berpikir apa-apa lagi. Sebelum aku sempat berkata apa-apa dia pergi begitu
saja.
Beberapa hari kemudian barulah aku tahu
kalau Kim Myungsoo juga satu sekolah denganku. Ia kelas 11 sedangkan aku kelas
10.
--*--
--*--
Suatu hari, saat jam
istirahat…
Aku berjalan-jalan bersama MinA. Aku berniat untuk mencari ruang kelas
Kim Myungsoo. Aku penasaran!
"Youngrin-ah? Tumben sekali kau
lewat kelas ini?" ujar MinA heran. Ruang kelas 11 memang terletak cukup
jauh dari ruang kelasku.
"Ah, aku hanya ingin jalan-jalan
saja. Bosan melewati
jalan yang itu-itu terus," jawabku bercanda. Saat kami sedang bercanda-canda, tanpa sengaja aku ditatap oleh Kim Myungsoo! Ia sedang duduk di dalam
kelasnya bersama
teman-temannya.
DHEG!
"Hey! Ada apa sih?" tanya MinA kepo, ketika melihatku salah tingkah.
"Jinjja... Gwaenchana!" jawabku
sedikit tidak sabar. MinA menatapku dengan tatapan
selidik. Makin hari, aku makin tahu tentang Kim Myungsoo dari temanku. Ternyata
ia biasa dipanggil
dengan nama L-Kim.
Ngomong-ngomong
sebentar lagi, adalah tanggal 14 Februari. Aku berniat akan menyatakan perasaanku padanya pada
tanggal tersebut saat pulang sekolah.
Tepat
tanggal 14 Febuari, sepulang sekolah...
--*--
--*--
Suasana sekolah sudah mulai sepi. Aku
berdiri di tempat tersembunyi di dekat ruang kelas L-Kim. Kulihat, ia sedang berdiri sendirian di depan pintu
ruang kelasnya, ia terlihat menunggu seseorang. Walau
begitu aku tetap menunggu sampai ruang
kelasnya benar-benar sepi. 15 menit kemudian, ia duduk di
tempat duduk dekat ruang kelasnya mungkin ia capek karena berdiri terus. Lalu ia membaca
sebuah buku, sepertinya buku entahlah aku tidak dapat melihat sampulnya
dengan jelas.
Aku berjalan mendekatinya sambil
memegang bungkusan yang berisi cokelat buatanku sendiri. Jantungku mulai berdegup dengan kencang.
Kini
aku sudah berdiri di depannya...
Yoo MinA POV
Aku tak mengerti dengan sikap Youngrin akhir-akhir
ini. Dia seperti mencoba merahasiakan sesuatu dari ku. Aku penasaran apa yang ia rahasiakan? Apa dia tak bisa mempercayaiku atau bercerita kepadaku? Padahal aku dan dia sudah berteman baik sejak
kelas 1 SMP. Aku tau semua orang mempunyai privasi tapi, aku merasa persahabatanku dengan
Youngrin menjadi canggung karena sikapnya yang menjauhi diriku.
Saat
ini, aku sedang berjalan sendirian di koridor sekolah. Hari ini aku pulang
telat karena ada tugas tambahan dari guru Biologi-ku.
Aku
sengaja melewati koridor ruang kelas 12 hari ini. Apa kalian tak tahu? Aku
sudah ditunggu oleh namjachingu-ku di
depan koridor kelas 12-A. Aku bahagia sekali, apalagi sekarang adalah tanggal
14 Februari! Namjachingu-ku berjanji
akan mengajakku berjalan-jalan di sebuah mall.
Aku
berjalan sambil bersenandung kecil karena bahagia. Tak sampai 5 menit kemudian,
aku sampai di depan ruang kelas namjachingu-ku.
Aku berhenti berjalan. Aku tak percaya… Sekarang ia bersama yeoja lain yang sepertinya akan
menyatakan perasaan kepadanya.
Bagiku
tak masalah dengan banyak yeoja yang
sering menyatakan cinta kepada L-Kim! Kecuali dia yang sekarang berdiri di
hadapan namjachingu-ku. Ia adalah…
“Youngrin?”
ucapku dengan napas tercekat.
Ia
menoleh ke arahku begitu pula L-Kim, namjachingu-ku…
“MinA?”
gumam Youngrin, seketika ia menjatuhkan bingkisan yang tadi ia pegang.
“Ma’af
Youngrin, aku tidak bisa menerima pernyataan cintamu,” kata L-Kim sembari
memungut bingkisan dari Youngrin dengan lembut. “Aku sudah dimiliki oleh
seseorang.”
L-Kim
menatap Youngrin sekilas lalu ia berjalan kepadaku.
Aku
melihat air mata meleleh di pipi Youngrin ketika aku dan L-Kim mulai berjalan
bersama. Tapi ia langsung berlari pergi.
Ma’afkan
aku Youngrin… Aku tidak tahu kalau kau juga menyukai L-Kim, sama sepertiku…
--*--
2
hari berikutnya, hubunganku dengan Youngrin semakin memburuk. Aku sudah
berusaha untuk berbicara kepadanya. Tapi ia selalu mengacuhkan aku. Bahkan ia
tak mau menatapku. Apakah aku sebegitu buruknya?
Aku
jadi tidak tega dengannya…
--*--
Ini
hari ke-5, aku tidak berbicara dengan Youngrin.
Cukup.
Aku
harus bicara.
“Youngrin-ah?”
ucapku pelan sambil tersenyum . Kini aku duduk di kursi di depan tempat
duduknya.
Ia
meletakkan kepalanya di atas meja dengan lesu.
“Youngrin-ah…
Mukamu kalau sedang ngambek lucu loh,” godaku berusaha mencairkan suasana. Aku
menyentuh tangannya. “Kalau kau ngambek terus, bakal kufoto loh! Kebetulan aku
bawa handphone…” Godaku sambil
tersenyum evil.
Akhirnya
ia mau mengangkat wajahnya.
“Ma’af
Youngrin,” ucapku ketika ia sudah menatapku sambil tersenyum. “Aku tidak tahu
kalau kau menyukai L-Kim…”
“Ini
bukan salahmu, kok,” jawabnya.
“Aku
jadi tidak enak. Lain kali kita tak boleh berjauhan seperti ini. Oke?” ucapku
bersungguh-sungguh.
“Aku
juga minta ma’af,” kata Youngrin. “Sebab aku tidak percaya kepadamu.”
Aku
tersenyum. “Gwaenchana. Lain kali
kita harus lebih percaya oke?” Aku mengulurkan jari kelingkingku, lalu ia menggaitnya.
Tapi… Dalam lubuk hatiku… Aku
masih ragu, maukah ia mengalah kepadaku? Sebab aku tahu, Youngrin itu sukar
mengalah.
--*--
Youngrin POV
Sebenarnya
agak sesak juga ketika aku melihat MinA berjalan bersama L-Kim. Mereka terlihat
akrab sekali… Hal ini membuat hatiku terasa diiris-iris oleh pisau. Jujur saja,
aku belum bisa melupakan L-Kim.
Semakin
kupikirkan tentang hubungan MinA dengan L-Kim, aku semakin keras memainkan
senar-senar gitar yang sedang kumainkan. Aku memang sering bermain gitar di
studio milik temanku yang bernama Lee Sunyeol. Ia seorang drummer band SMA-nya.
“Youngrin-ah?
Kau terlihat berbeda beberapa hari ini,” katanya mengejutkan aku. Ia menyentuh
pundakku perlahan sambil tersenyum cute.
“Ah…
A-aku tidak apa-apa kok,” jawabku sambil memberhentikan permainan gitarku
sebentar.
Sungyeol
menatapku. Aku dan dia sudah berteman sejak kami masih kecil. Aku selalu
menganggapnya sebagai adik, padahal kami seumuran. Dan juga, ia adalah orang
yang mengajariku bermain gitar!
“Youngrin-ah,
jika kau merasa tidak enak. Bilang saja kepadaku. Akan kuantar pulang,” katanya
masih memegang pundakku.
“Aku
masih ingin di studio ini,” jawabku, tersenyum.
Sungyeol
tersenyum hangat ke arahku. Saat ini, hanya ada aku dan dia di studio ini. Saat
ini ia sedang menulis sesuatu di atas elembar kertas. Aku tahu, pasti ia sedang
menulis lirik lagu untuk band-nya.
Sambil
memainkan gitarku dengan asal. Aku memperhatikannya yang sedang asyik menulis di sampingku. Saat ini
kami berdua sedang duduk di atas sebuah sofa yang empuk.
“Hey…
Suara gitarmu membuatku berisik,” tegurnya sembari menoleh kepadaku. Kedua mata
kami bertemu secara mendadak. Matanya yang hitam menatapku dalam-dalam.
“Mianhae,” ucapku. Aku memalingkan
wajahku, berusaha menghindar dari tatapan matanya yang tajam. Kenapa… Aku
merasa… Hatiku bergetar…?
Ah
tentu saja tidak. Bukankah ia sudah kuanggap sebagai dongsaeng manisku? Kulihat
sekilas, ia tersenyum saat kembali berhadapan dengan kertas yang sedang ia
tulis.
--*--
Seminggu
berlalu. Sepulang sekolah, aku langsung berlari keluar dari kelas sebab
sebentar lagi L-Kim pasti akan datang menjemput MinA. Aku sedang berusaha
melupakannya, tapi ia semakin datang ke kelasku dan itu membuatku iri.
Tanpa
kusadari, aku sudah berlari sampai gerbang sekolah. Dan aku sangat terkejut
ketika melihat seseorang datang menjemputku dengan motor miliknya.
“Sungyeol?!”
ucapku dengan heran.
“Kenapa
kaget, Youngrin-ah?” tanya Sungyeol sambil berjalan mendekatiku. “Bukankah tadi
pagi aku sudah memberikan e-mail kepadamu
kalau aku akan menjemputmu siang ini dan makan siang di restaurant baru milik eomma-ku?” Ia mem-pout-kan bibirnya.
“Aku
belum membuka handphone-ku hari ini,”
jawabku.
“Pantas
saja,” katanya sambil tersenyum. “Ayo kita pergi!”
“EH?”
mataku melebar. “Sekarang?”
“Iyalah.
Memang kau maunya kapan?” katanya sambil memakai helm-nya. Setelah itu ia juga memberikan aku sebuah helm untuk kupakai.
--*--
Kami
sampai di resaturant baru milik eomma
Sungyeol. Restaurant ini terlihat cukup mewah dan ruangannya ber-AC. Jadi
sangat tepat, sebab sejak tadi aku kepanasan karena sinar matahari yang hari
ini sangat terik.
“Hallo Youngrin,” sapa seseorang
kepadaku. Aku menoleh, ternyata yang menyapaku adalah eomma Sungyeol. Ia tersenyum hangat kepadaku. Aku dan eomma Sungyeol memang sudah berkenalan
sejak lama.
Aku
mengangguk sopan smabil tersenyum.
“Jadi
kalian mau berkencan?” tanya eomma Sungyeol
kepada anaknya.
Eomma Sungyeol pasti sedang bercanda! Sejak kapan aku
dan Sungyeol berpacaran?!
“Haha…
Annio, eomma,” jawab Sungyeol sambil
tertawa renyah. “Aku dan Youngrin hanya berteman saja kok…” Sungyeol tersenyum
lebar ke arahku.
“Oh
ya?” kata eomma Sungyeol bercanda.
“Baiklah
eomma, aku mau pesan makanannya,”
ujar Sungyeol. Lalu ia pergi memesan makanan sebentar, lalu kami pun duduk di
salah satu tempat duduk di restaurant tersebut. Di samping tempat duduk kami,
ada 2 orang yang juga sedang makan seperti kami. Sungyeol tersenyum ke arah
orang itu, dan aku mengenali orang itu.
Kenapa
ia harus di sini?!
“Youngrin-ah!
Kenalkan, ini sahabatku,” kata Sungyeol sambil menepuk pundak orang yang akan
dikenalkannya kepadaku.
Dia…
L-Kim…
“Namanya
L-Kim,” kata Sungyeol memperkenalkan sahabatnya. “Ia juga sering bermain ke
studio-ku dan akan bergabung dengan band-ku
untuk rekaman bulan depan.”
Aku
tidak pernah melihat L-Kim ke studionya. Di depan L-Kim ada MinA. Ia tersenyum
canggung ke arahku.
“L-Kim,
kenalkan ia Youngrin, sahabatku juga,” kata Sungyeol memperkenalkan diriku.
“Salam
kenal,” katanya singkat kepadaku. Ia menatapku dengan tatapan datar. Ia berbeda
sekali dengan saat ia berada di café sebulan
yang lalu.
“S-salam
kenal,” jawabku gugup. Rasanya aku ingin sekali pergi dari restaurant ini! Tapi
aku tidak enak dengan Sungyeol yang telah mentraktirku makan di restaurant
mewah seperti ini.
Sungyeol
makan sambil mengobrol dengan L-Kim.
“Eh,
kenapa kau dan L-Kim tidak akrab, bukankah kalian satu sekolah?” tanya Sungyeol
dengan polos kepadaku.
Sebelum
aku menjawab, L-Kim menjawab, “Tapi kami berbeda kelas. Lagi pula aku sudah
berpacaran dengan MinA.”
Kulihat
ia ‘sengaja’ tersenyum manis ke arah MinA, sahabatku sendiri. Aku menggigit
bibir bawahku, karena hatiku terasa sangat panas. Aku tidak tahan lagi!
“Sungyeol,
mianhae aku mau keluar sebentar,”
ucapku pelan lalu aku berjalan cepat dari restaurant itu.
Kenapa
L-Kim sangat bangga dengan MinA?! Kenapa? Wae?
Bodoh.
Lagi-lagi air mataku meleleh karena namja
itu…
--*--
Sungyeol POV
Aneh
sekali sikap Youngrin saat berada di dekat L-Kim. Dia kenapa ya? Tiba-tiba ia
pergi begitu saja meninggalkan makanannya yang belum habis.
“Sungyeol-ah,
kenapa Youngrin?” tanya L-Kim kepadaku.
“A-aku
tidak tahu,” jawabku. Tiba-tiba saja mood
makan-ku hilang. Kukira mengajaknya makan di restaurant bersama L-Kim dan yeojachingu-nya akan membuatnya bahagia.
Bukankah ia dan MinA itu akrab, tapi tadi mereka canggung sekali.
“Apakah
ia akan baik-baik saja?” tanya MinA, yeojachingu
L-Kim dengan wajah khawatir.
Aku
merasa ada yang aneh dengan kejadian ini.
Apa…
Youngrin menyukai L-Kim?!
“AH!
Ma’af L-Kim, aku harus pergi!” ucapku sambil beranjak dari kursiku.
Aku
berjalan keluar dari restaurant milik eomma-ku
dan aku menemukan Youngrin duduk di salah satu kursi tamu yang telah
disediakan. Ia duduk dengan wajah menunduk, jadi aku tidak bisa melihat
ekspresi-nya saat itu.
Aku
menyentuh pundaknya dengan lembut.
“Youngrin,
ayo kita ke studio,” ajakku. Aku tahu, jika Youngrin seperti ini ia pasti akan
pergi ke studio dan memainkan gitarnya.
--*--
10
menit kemudian kami sampai di studio-ku. Aku dan dia duduk di sofa empuk
langganan kami. Aku memperhatikan wajahnya.
Baru
kali ini aku melihat wajahnya semuram itu.
“Youngrin-ah…
Mianhae…” ucapku tanpa kusadari.
“Untuk
apa?” tanyanya.
“Karena
tadi,” jawabku, “Kau menyukai L-Kim kan?”
Ia
memalingkan wajahnya dariku lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Ne.”
Aku
menatapnya dengan sendu.
“Youngrin…
Kenapa tidak bilang?” ucapku lembut sambil menyingkirkan beberapa poni yang
menutupi wajahnya. Lalu, aku memeluknya dengan pelan. Berharap ia akan merasa
lebih baik.
“Sudah
merasa lebih baik?”
Ia
mengangguk kecil.
“Youngrin-ah…
Jangan menangis lagi, jebal,” aku
melepaskan pelukanku dan memegang kedua pundaknya. Berusaha meredam isakannya.
Tapi
ia masih menangis dengan menutup wajahnya. Beberapa menit terlewati, perlahan
isakannya terhenti dan ia menatapku dengan tatapan sayu.
Walau
ia sehabis menangis, ia tetap cantik
di mataku. Sebenarnya aku sudah menyukainya sejak lama. Tapi aku belum berani
mengungkapkan perasaanku, sebab ia adalah sahabatku. Tapi, aku ingin
menyatakannya sekarang…
“Youngrin-ah…
Aku mencintaimu.”
Mata
Youngrin melebar dan menatapku tak percaya.
“Aku
telah mencintaimu sejak lama, Youngrin… Jeongmal
saranghae,” bisikku sambil menghapus air matanya dengan ibu jariku. Tapi ia
masih terkejut.
“Jika
kau tidak menerimanya, tak apa. Aku tahu kau belum bisa melupakan L-Kim karena
kejadian tadi,” ucapku sekali lagi agar ia mau bicara. Dari tadi ia diam saja.
“Sungyeol…
A-aku akan memikirkan perkataanmu barusan,” akhirnya Youngrin tersenyum dan
membuat hatiku menghangat.
--*--
Author POV
“Myungsoo-ah,”
panggil MinA pelan. Saat ini ia dan L-Kim sedang berjalan-jalan di taman kota
yang rindang.
“Hm?”
“Apa
kau merasa tidak enak dengan Youngrin 2 hari yang lalu?” tanya MinA kepada namjachingu-nya. Ia sebenarnya sangat
sedih karena persahabatannya mulai retak karena seorang namja…
“Iya.
Tapi-“
“Kau
harus minta ma’af,” kata MinA cepat. L-Kim menatap MinA, tak biasanya yeojachingu-nya itu bisa bersikap tegas
seperti itu. “A-eh, bukan maksud apa-apa. Tapi kau harus meminta ma’af
kepadanya dan jelaskan secara baik-baik.”
“Hmmm…
Baiklah, MinA,” L-Kim tersenyum kepada MinA. “Aku akan pergi ke studio
sekarang.” Ia tahu dari Sungyeol kalau Youngrin sedang berada di studio.
Mereka
berdua menaiki busway yang menuju
studio milik Sungyeol. 15 menit kemudian, mereka sampai di depan pintu studio Sungyeol.
L-Kim terlihat ragu untuk memasuki studio itu, tapi MinA menatapnya dengan
sungguh-sungguh.
“Kau
harus minta ma’af,” kata MinA. “Masuklah.”
L-Kim
tersenyum lagi ke arah yeojachingu-nya.
Ia pasti akan membuat yeojachingu-nya
merasa lega karena tidak bermusuhan lagi dengan sahabatnya.
L-Kim
memasuki studio dan melihat Youngrin sedang memainkan gitar sambil duduk di
atas sebuah sofa. Gadis itu terlihat sangat serius memainkan gitarnya.
“Youngrin,”
panggilnya pelan.
Gadis
yang dipanggil langsung terkejut begitu melihat L-Kim duduk di sampingnya
secara tiba-tiba seperti… hantu!
Tapi
dengan cepat Youngrin mengatasi rasa keterkejutannya. Ia memasang wajah tenang
memandang wajah L-Kim. “B-bagaimana kau bisa sampai di sini?” tanyanya lirih.
“Aku
mau minta ma’af,” kata L-Kim berusah bersikap gentle.
“Buat
apa?”
“Ma’af
aku tidak bisa menerima cintamu,” kata L-Kim sambil tersenyum kecil, ia
berusaha meyakinkan Youngrin agar tidak sedih lagi.
Youngrin
terlihat berpikir sambil menundukan kepalanya. Ia teringat dengan pengakuan
dari Sungyeol 2 hari yang lalu… Mungkin ia harus mencoba move on, walaupun berat.
“Baiklah,”
kata Youngrin, “Aku mema’afkanmu.” Ia masih memasang wajah dingin.
L-Kim
tersenyum tipis. “Kau mau berteman dengan MinA lagi?” tanya namja berwajah cute itu.
“Hm,
tentu saja,” jawab Youngrin setelah berpikir sejenak. Lalu ia kembali memainkan
gitarnya asal.
“Kau
harus berjanji akan berteman baik dengan MinA lagi,” ucap L-Kim sebelum ia
beranjak dari duduknya. Ia mengulurkan jari kelingkingnya. Napas Youngrin
tertahan. M-mwo? Aku harus bersentuhan
dengannya?!
Awalnya
Youngrin terlihat ragu, walau begitu ia tetap mengaitkan jari kelingkingnya di
jari kelingking L-Kim. “Aku berjanji.”
L-Kim
tersenyum, tapi saat itu hati Youngrin sudah tidak bergetar lagi untuk L-Kim. Hatinya
merasa lega karena L-Kim sudah meminta ma’af kepadanya, sekarang ia akan
menerima pernyataan Sungyeol tanpa ada beban.
Sambil berlari kecil Sungyeol datang sambil membawa 2 gelas kopi
untuk dirinya dan Youngrin ketika melihat Youngrin bersama L-Kim di dalam
studio.
“Hai!”
sapanya riang sambil tersenyum lebar. “Kalian kok di sini?” tanyanya dengan
wajah selidik.
“Jangan
berpikir macam-macam!” kata L-Kim kepada Sungyeol. “Aku hanya meminta ma’af.”
Tiba-tiba
MinA datang ke dalam studio.
“Halo?”
sapanya sambil tersenyum ke arah semua orang yang ada di studio.
“MinA!”
sapa Youngrin kepada sahabatnya. Sekarang ia sudah tidak iri lagi dengan
sahabatnya. Ia tersenyum lebar ke arah MinA, lalu ia tersenyum juga ke arah
Sungyeol.
“Ehm,
kami mau pulang duluan ya,” kata MinA memecahkan keheningan. Lalu ia menarik
tangan L-Kim ke luar studio.
Sungyeol
dan Youngrin terdiam di dalam studio. Mereka berdua berdiri berhadapan di
tengah ruangan itu. Saat itu mereka terlihat kikuk satu sama lain karena secara
tiba-tiba MinA dan L-Kim keluar dari ruang studio. Tapi Sungyeol sadar, di
balik semua itu, MinA ingin memberikan kesempatan kepadanya untuk…
“Youngrin-ah…
Jadi… Apa kau menerima pernyataanku?” tanya Sungyeol memecahkan keheningan.
Pipinya langsung memerah setelah mengucapkan kata-kata itu, begitu pula
Youngrin.
“Tentu
saja,” jawab Youngrin tiba-tiba. Ia tersenyum ke arah Sungyeol.
Pipi
Sungyeol semakin merah padam. Tapi ia bisa menguasai dirinya dengan baik agar
tidak salah tingkah. Ia tersenyum lebar.
“Mulai
sekarang… kau milikku,” kata Sungyeol, ia membalas senyuman Youngrin dengan
senyuman termanisnya.
“Oh
iya! Tadi aku beli coffee loh,” ujar
Sungyeol kembali memecahkan keheningan. “Mau minum bersama?”
“Ne!” sahut Youngrin bersemangat. Ia
senang dengan sifat Sungyeol yang sedikit childish
dan selalu riang.
Selanjutnya,
mereka pun duduk di atas sofa sambil meminum coffee bersama.
“Sungyeol-ah…
Terima kasih,” ucap Youngrin setelah beberapa
saat mereka terdiam.
“Untuk
apa?” tanya Sungyeol sembari tersenyum lembut ke arah yeojachingu-nya.
“Karena
kau telah menemaniku selama ini di saat aku kesepian... Kau benar-benar baik,”
jawab Youngrin.
“Aku
berjanji akan selalu menemanimu,” ucap Sungyeol sambil menyelipkan beberapa
helai poni Youngrin yang menutupi wajahnya. Ia telah berjanji kepada dirinya
sendiri, ia akan menjaga Youngrin dan tidak akan meninggalkannya.
--*--
Beberapa hari kemudian Sungyeol kecelakaan dan sedang kritis karena luka yang dialaminya cukup parah. Youngrin yang mendengar kabar itu bergegas pergi ke rumah sakit. Youngrin sangat terpukul. sesampainya dirumah sakit ia mendapati Sungyeol sedang terbaring lemah di tempat tidurnya. matanya tertutup. Youngrin menangis... air matanya yang ia pendam sejak dalam perjalanan tadi pecah disini di depan Sungyeol namjachingu-nya yang terbaring tak berdaya...
Youngrin POV
"Sungyeol-ah buka matamu... Kau bilang akan menemaniku selalu... kau harus buktikan janjimu itu sekarang..." aku menangis melihat Sungyeol yang sekarang terbaring di depan mataku. apapun akan ku lakukan asal bisa bersamanya terus... "Sungyeol-ah hanya kau yang bisa membuatku tersenyum saat aku sedih sekarang aku sedih jadi bagun lah dan buat aku tersenyum... jebal"
"Youngrin-ah" sebuah suara mengagetkan ku
"ah... MinA" buru-buru aku menghapus air mataku aku tak ingin MinA melihatku menangis
"apa kau tak apa?" tanya MinA khawatir.. aku hanya menjawab pertanyaannya dengan anggukan kecil. kulihat seseorang lagi dibalik pintu... orang itu perlahan masuk ke kamar Sungyeol.
"ah... apa kau keberatan kalau kubawa L-Kim kemari?" kata MinA yang seakan-akan membaca gerakan mataku yang terkejut dengan kehadiran L-Kim. Terkejut karena L-Kim tiba-tiba saja muncul bukan terkejut dalam arti yang lain tapi ku rasa MinA salah mengartikan rasa terkejutku.
"tentu saja tidak... lagi pula L-Kim-ssi kan temannya Sungyeol aku hanya terkejut karena tiba-tiba ia ada dibalik pintu itu" kataku sambil menjelaskan singkat.
terlepas dari masalah MinA dan L-Kim yang mulai memenuhi kamar ini aku melihat Sungyeol dengan tatapan sayu...
"menangislah kalau itu akan membuatmu lebih baik" L-Kim akhirnya membuka suara.
aku sangat ingin menangis tapi aku tidak bisa menangis di depan mereka.
"Oppa apa kau bisa meninggalkan kami sebentar" kata MinA kepada L-Kim. lalu L-Kim pergi meninggalkan aku dan MinA sendirian... oh aku lupa menyebutkan Sungyeol juga walaupun ia belum sadar setidaknya ada dia diruangan ini.
"Youngrin-ah?" kata MinA sambil mendekat kearahku
"Eoh?" kataku aku tak bisa melepas tatapanku dari Sungyeol... mata coklatnya itu sekarang tertutup tak tau kapan akan terbuka.
"aku tau kau sedih Youngrin, tapi kau tidak boleh terlalu sedih juga" kata MinA menasehatiku. Aku tau dia temanku tapi hatiku ini ingin mengatakan 'Kau tidak tau apa-apa soal perasaanku MinA! aku sudah cukup bersedih selama ini!' tapi aku tau niatnya baik dia tak ingin aku sakit...
"tak apa MinA aku baik-baik saja" kataku sambil mencoba tersenyum yang agak kupaksakan.
"apa kau pikir aku mengenalmu baru sehari dua hari saja uh? aku tau banyak tentangmu... Youngrin-ah ceritakan saja padaku" kata MinA mulai membujukku.
"baiklah tapi jangan disini" kataku sambil berjalan keluar dari kamar inap Sungyeol
--*--
"baiklah kau bisa cerita sekarang" kata MinA
"aku benar-benar sedih MinA aku tak tau harus berbuat apa lagi..." kataku memulai cerita dengan tangisan. "tak usah khawatir Youngrin, Sungyeol-ssi akan bangun dan akan bersamamu lagi... kau hanya harus menunggu" kata MinA
"itu tidak mungkin MinA" aku menundukkan kepalaku dalam-dalam berusaha menyembunyikan tangisanku yang makin menjadi ini.
"apa maksudmu tak mungkin?" kata MinA mulai bingung dengan responku
"dokter berkata kalau Sungyeol mengalami pendarahan dikepala... dan aku baru tau kalau Sungyeol ternyata mengidap tumor otak... dokter juga berkata hidupnya tak akan lama" sementara MinA masih tak percaya dengan perkataanku, aku sudah menangis aku tak tau kapan air mataku berhenti mengalir... lalu MinA memelukku...
--*--
"aku selalu merasa senang saat bersamanya" kataku menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipiku sambil mendekap tangan Sungyeol berharap ia bangun dan akan menemaniku lagi...
"Youngri-ah" kata MinA khawatir denganku
tiba-tiba aku merasakan tangan Sungyeol bergerak perlahan dan matanya perlahan membuka
"Sungyeol-ah... kupikir aku akan kehilanganmu" kataku sambil memeluk Sungyeol, kulepas pelukanku. Perlahan tangan Sungyeol memegang pipiku dan menghapus air mataku..
"berjanjilan kalau kau tidak akan menangis karenaku Youngri-ah..." kata Sungyeol lirih...
"kau juga harus berjanji kalau kau akan selalu berada di sisiku..." kataku dengan senyumku yang mulai mengembang...
"walau aku tak bisa menghabiskan banyak hari ketika bersamamu?" kata Sungyeol misterius
"kau bilang apa, kita akan menghabiskan waktu bersama hanya kau dan aku... setelah kau keluar dari rumah sakit ini" kataku sambil menatap mata Sungyeol dalam-dalam.. tapi Sungyeol hanya tersenyum, kulihat air matanya mulai mengalir..
"maaf karena aku tak bisa jadi namjachingu yang baik untukmu, maaf karena aku tak bisa menghabiskan waktu lebih lama sebagai namjachingu-mu" kata Sungyeol
"apa maksudmu? kau sudah jadi namjachingu terbaik yang pernah aku miliki" kataku air mataku yang tadinya mengering perlahan menetes semakin deras...
"apa aku sudah bilang sebelumnya kalau kau sangat cantik?" kata Sungyeol tersenyum
"kau sudah mengatakannya ratusan kali" kataku tersenyum
"berjanjilah kalau kau tak akan melupakanku... meski itu hanya sedetik" kata Sungyeol perlahan
"aku janji... aku tak akan melupakanmu, aku tak akan menangis karenamu... karena aku sangat amat bahagia saat bersamamu meski itu hanya sebentar" kataku
"seaindainya aku bisa menghabiskan waktu lebih lama bersamamu... " kata Sungyeol perlahan matanya tertutup kembali...
Author POV
Hari ini hari pemakaman Sungyeol. Semua menangis karena kehilangan sosok Sungyeol kecuali satu orang...
"aku sudah janji padamu untuk tak akan menangis karenamu lagi... aku sudah menepati janjiku bukan?" kata Youngri
--*--
"Oppa kita harus bicara..." kata MinA
"bicaralah" kata L-Kim
"aku tau ini ide gila tapi aku rasa kau harus memutuskanku dan menjadi pelindung untuk Youngri, dia gadis yang sangat rapuh... meskipun dia terlihat tegar namun dia butuh pelindung" kata MinA mencoba menjelaskan.
"maksudmu? kau ingin aku berkencan dengan Youngri?" kata L-Kim kaget
"kurasa iya..." kata MinA ragu...
"setidaknya dia sudah mengorbankan perasaannya agar tidak membuatku sedih" lanjut MinA
"tapi... aku tak bisa mengencaninya begitu saja..." kata L-Kim
"kau harus melakukan ini demi aku..." kata MinA
--*--
"tapi aku sudah bahagia dengan hidupku sekarang... jadi kau tidak perlu berkorban untukku" kata Youngri yang tiba-tiba muncul dan mengagetkan MinA dan L-Kim
"maaf bukan bermaksud menguping tapi aku mendengar namaku di sebut jadi aku mendengarnya" kata Youngri lagi... tak tampak wajah sedih padanya.
"kau tidak usah membohongi dirimu sendiri Youngri-ah" kata MinA
"Aku tak sedih... lagi pula aku sudah berjanji dengan Sungyeol kalau aku tak akan melupakannya meski hanya sedetik kalian sendiri melihatku sewaktu aku membuat janji itu... jadi kumohon jangan berkorban sesuatu seperti itu" kata Youngri sambil beranjak pergi dengan senyumnya yang manis...
"Aku sudah menepati janjiku yang kedua... jadi kau harus menepati janjimu juga... Sungyeol-ah"
--*--
Beberapa hari kemudian Sungyeol kecelakaan dan sedang kritis karena luka yang dialaminya cukup parah. Youngrin yang mendengar kabar itu bergegas pergi ke rumah sakit. Youngrin sangat terpukul. sesampainya dirumah sakit ia mendapati Sungyeol sedang terbaring lemah di tempat tidurnya. matanya tertutup. Youngrin menangis... air matanya yang ia pendam sejak dalam perjalanan tadi pecah disini di depan Sungyeol namjachingu-nya yang terbaring tak berdaya...
Youngrin POV
"Sungyeol-ah buka matamu... Kau bilang akan menemaniku selalu... kau harus buktikan janjimu itu sekarang..." aku menangis melihat Sungyeol yang sekarang terbaring di depan mataku. apapun akan ku lakukan asal bisa bersamanya terus... "Sungyeol-ah hanya kau yang bisa membuatku tersenyum saat aku sedih sekarang aku sedih jadi bagun lah dan buat aku tersenyum... jebal"
"Youngrin-ah" sebuah suara mengagetkan ku
"ah... MinA" buru-buru aku menghapus air mataku aku tak ingin MinA melihatku menangis
"apa kau tak apa?" tanya MinA khawatir.. aku hanya menjawab pertanyaannya dengan anggukan kecil. kulihat seseorang lagi dibalik pintu... orang itu perlahan masuk ke kamar Sungyeol.
"ah... apa kau keberatan kalau kubawa L-Kim kemari?" kata MinA yang seakan-akan membaca gerakan mataku yang terkejut dengan kehadiran L-Kim. Terkejut karena L-Kim tiba-tiba saja muncul bukan terkejut dalam arti yang lain tapi ku rasa MinA salah mengartikan rasa terkejutku.
"tentu saja tidak... lagi pula L-Kim-ssi kan temannya Sungyeol aku hanya terkejut karena tiba-tiba ia ada dibalik pintu itu" kataku sambil menjelaskan singkat.
terlepas dari masalah MinA dan L-Kim yang mulai memenuhi kamar ini aku melihat Sungyeol dengan tatapan sayu...
"menangislah kalau itu akan membuatmu lebih baik" L-Kim akhirnya membuka suara.
aku sangat ingin menangis tapi aku tidak bisa menangis di depan mereka.
"Oppa apa kau bisa meninggalkan kami sebentar" kata MinA kepada L-Kim. lalu L-Kim pergi meninggalkan aku dan MinA sendirian... oh aku lupa menyebutkan Sungyeol juga walaupun ia belum sadar setidaknya ada dia diruangan ini.
"Youngrin-ah?" kata MinA sambil mendekat kearahku
"Eoh?" kataku aku tak bisa melepas tatapanku dari Sungyeol... mata coklatnya itu sekarang tertutup tak tau kapan akan terbuka.
"aku tau kau sedih Youngrin, tapi kau tidak boleh terlalu sedih juga" kata MinA menasehatiku. Aku tau dia temanku tapi hatiku ini ingin mengatakan 'Kau tidak tau apa-apa soal perasaanku MinA! aku sudah cukup bersedih selama ini!' tapi aku tau niatnya baik dia tak ingin aku sakit...
"tak apa MinA aku baik-baik saja" kataku sambil mencoba tersenyum yang agak kupaksakan.
"apa kau pikir aku mengenalmu baru sehari dua hari saja uh? aku tau banyak tentangmu... Youngrin-ah ceritakan saja padaku" kata MinA mulai membujukku.
"baiklah tapi jangan disini" kataku sambil berjalan keluar dari kamar inap Sungyeol
--*--
"baiklah kau bisa cerita sekarang" kata MinA
"aku benar-benar sedih MinA aku tak tau harus berbuat apa lagi..." kataku memulai cerita dengan tangisan. "tak usah khawatir Youngrin, Sungyeol-ssi akan bangun dan akan bersamamu lagi... kau hanya harus menunggu" kata MinA
"itu tidak mungkin MinA" aku menundukkan kepalaku dalam-dalam berusaha menyembunyikan tangisanku yang makin menjadi ini.
"apa maksudmu tak mungkin?" kata MinA mulai bingung dengan responku
"dokter berkata kalau Sungyeol mengalami pendarahan dikepala... dan aku baru tau kalau Sungyeol ternyata mengidap tumor otak... dokter juga berkata hidupnya tak akan lama" sementara MinA masih tak percaya dengan perkataanku, aku sudah menangis aku tak tau kapan air mataku berhenti mengalir... lalu MinA memelukku...
--*--
"aku selalu merasa senang saat bersamanya" kataku menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipiku sambil mendekap tangan Sungyeol berharap ia bangun dan akan menemaniku lagi...
"Youngri-ah" kata MinA khawatir denganku
tiba-tiba aku merasakan tangan Sungyeol bergerak perlahan dan matanya perlahan membuka
"Sungyeol-ah... kupikir aku akan kehilanganmu" kataku sambil memeluk Sungyeol, kulepas pelukanku. Perlahan tangan Sungyeol memegang pipiku dan menghapus air mataku..
"berjanjilan kalau kau tidak akan menangis karenaku Youngri-ah..." kata Sungyeol lirih...
"kau juga harus berjanji kalau kau akan selalu berada di sisiku..." kataku dengan senyumku yang mulai mengembang...
"walau aku tak bisa menghabiskan banyak hari ketika bersamamu?" kata Sungyeol misterius
"kau bilang apa, kita akan menghabiskan waktu bersama hanya kau dan aku... setelah kau keluar dari rumah sakit ini" kataku sambil menatap mata Sungyeol dalam-dalam.. tapi Sungyeol hanya tersenyum, kulihat air matanya mulai mengalir..
"maaf karena aku tak bisa jadi namjachingu yang baik untukmu, maaf karena aku tak bisa menghabiskan waktu lebih lama sebagai namjachingu-mu" kata Sungyeol
"apa maksudmu? kau sudah jadi namjachingu terbaik yang pernah aku miliki" kataku air mataku yang tadinya mengering perlahan menetes semakin deras...
"apa aku sudah bilang sebelumnya kalau kau sangat cantik?" kata Sungyeol tersenyum
"kau sudah mengatakannya ratusan kali" kataku tersenyum
"berjanjilah kalau kau tak akan melupakanku... meski itu hanya sedetik" kata Sungyeol perlahan
"aku janji... aku tak akan melupakanmu, aku tak akan menangis karenamu... karena aku sangat amat bahagia saat bersamamu meski itu hanya sebentar" kataku
"seaindainya aku bisa menghabiskan waktu lebih lama bersamamu... " kata Sungyeol perlahan matanya tertutup kembali...
Author POV
Hari ini hari pemakaman Sungyeol. Semua menangis karena kehilangan sosok Sungyeol kecuali satu orang...
"aku sudah janji padamu untuk tak akan menangis karenamu lagi... aku sudah menepati janjiku bukan?" kata Youngri
--*--
"Oppa kita harus bicara..." kata MinA
"bicaralah" kata L-Kim
"aku tau ini ide gila tapi aku rasa kau harus memutuskanku dan menjadi pelindung untuk Youngri, dia gadis yang sangat rapuh... meskipun dia terlihat tegar namun dia butuh pelindung" kata MinA mencoba menjelaskan.
"maksudmu? kau ingin aku berkencan dengan Youngri?" kata L-Kim kaget
"kurasa iya..." kata MinA ragu...
"setidaknya dia sudah mengorbankan perasaannya agar tidak membuatku sedih" lanjut MinA
"tapi... aku tak bisa mengencaninya begitu saja..." kata L-Kim
"kau harus melakukan ini demi aku..." kata MinA
--*--
"tapi aku sudah bahagia dengan hidupku sekarang... jadi kau tidak perlu berkorban untukku" kata Youngri yang tiba-tiba muncul dan mengagetkan MinA dan L-Kim
"maaf bukan bermaksud menguping tapi aku mendengar namaku di sebut jadi aku mendengarnya" kata Youngri lagi... tak tampak wajah sedih padanya.
"kau tidak usah membohongi dirimu sendiri Youngri-ah" kata MinA
"Aku tak sedih... lagi pula aku sudah berjanji dengan Sungyeol kalau aku tak akan melupakannya meski hanya sedetik kalian sendiri melihatku sewaktu aku membuat janji itu... jadi kumohon jangan berkorban sesuatu seperti itu" kata Youngri sambil beranjak pergi dengan senyumnya yang manis...
"Aku sudah menepati janjiku yang kedua... jadi kau harus menepati janjimu juga... Sungyeol-ah"
THE END
Ps : sebenernya ending ceritanya itu Happy Ending tapi berhubung Min Eunnie itu rada evil jadi Min Eunnie gak mau buat orangnya seneng :| alhasil ffnya jadi Sad Ending :D mian ne kalo FF ini gak sesuai keinginan *bow* Min Eunnie sama Min Minne sekali lagi minta maaf *bow again
Tidak ada komentar:
Posting Komentar